Beranda / Berita / Dunia / Survei: Warga AS Inginkan Diplomasi, Bukan Penempatan Militer di Luar Negeri

Survei: Warga AS Inginkan Diplomasi, Bukan Penempatan Militer di Luar Negeri

Jum`at, 01 Oktober 2021 23:40 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi survei. [Foto: Ist.]

DIALEKSIS.COM | AS - Survei nasional terbaru yang dilakukan oleh Eurasia Group Foundation mendapati warga Amerika umumnya lebih menginginkan diplomasi dan bukan penempatan militer di seluruh dunia. Temuan ini didapatkan dalam jajak pendapat berskala besar pertama yang dilakukan sejak berakhirnya keterlibatan Amerika selama 20 tahun di Afghanistan.

Melansir dari VoA Indonesia, Jumat (1/10/2021), pemimpin survei, Caroline Gray mengatakan, mereka mendapati 62% respoden menilai bahwa pelajaran terbesar dari perang adalah Amerika tidak boleh lagi terlibat dalam urusan pembangunan bangsa, atau Amerika hanya boleh mengirim pasukan jika ada kepentingan vital nasional yang terancam.

Laporan survei mendapati 80% pemilih yang berusia lebih muda, yaitu antara 18-29 tahun, percaya bahwa presiden harus meminta persetujuan Kongres sebelum memerintahkan tindakan militer di luar negeri, kecuali jika Amerika diserang.

“65% warga yang lebih muda ingin menghidupkan kembali perundingan nuklir dengan Iran. Mereka lebih skeptis terhadap Amerika yang meningkatkan kehadirannya di Asia Timur untuk melawan kebangkitan China, dan mayoritas mereka juga ingin mengurangi pengeluaran pertahanan Amerika. Jadi dibanding warga yang berusia lebih tua, mereka jauh lebih ingin mengurangi postur militer Amerika dan ketergantungan pada militer dalam menyelesaikan tantangan global,” imbuh Gray.

Warga Amerika tampak terpecah dalam pendekatan terbaik terhadap China dan Rusia, di mana 40% mengatakan mereka tidak yakin apa yang harus dilakukan Amerika jika China menginvasi Taiwan.

Ini tampak kontras dengan apa yang disampaikan Christopher Skaluba, pakar politik di Atlantic Council, yang mengatakan hal itu merupakan konsensus bipartisan diantara para pemimpin kebijakan luar negeri Amerika.

“Saya pikir di bidang keamanan, Washington DC, seperti yang Anda ketahui, terobsesi dengan China sebagai pesaing yang sedang naik daun. Presiden sendiri sudah sangat sering bicara tentang masa di mana kita sedang bergerak ke era persaingan kekuatan besar, era demokrasi VS otokrasi, dan keprihatinan nyata bahwa China sebagai otokrasi memiliki banyak sumber daya dan rencana yang jelas, yang bertujuan mendominasi isu di dunia.”

Survei ini mendapati bahwa bantuan kemanusiaan, bantuan bencana dan bantuan Covid-19 adalah jenis bantuan yang paling populer; sementara bantuan militer dan penjualan senjata dinilai yang paling tidak populer. [VoA Ind]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda