Sikap Tegas Presiden Taiwan, Tidak Tunduk
Font: Ukuran: - +
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. (Foto: Sam Yeh / AFP)
DIALEKSIS.COM | Dunia - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berjanji pada Sabtu (20/5/2023), untuk mempertahankan status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Penegasan ini disampaikannya di tengah ketegangan tinggi dengan China , yang telah meningkatkan tekanan militer.
“Taiwan tidak akan memprovokasi dan tidak akan tunduk pada tekanan China,” kata Tsai dalam pidato di kantor kepresidenan di Taipei menandai ulang tahun ketujuh pemerintahannya, seperti dikutip dari Reuters.
China, yang menganggap Taiwan sebagai miliknya dan mengancam akan membawa pulau itu di bawah kendalinya jika perlu, telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk memaksa pulau itu menerima kedaulatan China sejak Tsai menjabat pada 2016.
Beijing telah menolak seruan untuk pembicaraan dari Tsai, menganggapnya sebagai separatis. Tsai telah berulang kali bersumpah untuk membela kebebasan dan demokrasi Taiwan.
“Perang bukanlah pilihan. Tidak ada pihak yang dapat mengubah status quo secara sepihak dengan cara yang tidak damai,” kata Tsai.
“Mempertahankan status quo perdamaian dan stabilitas adalah kesepakatan dunia dan Taiwan,” lanjutnya.
“Meskipun Taiwan dikelilingi oleh risiko, Taiwan sama sekali bukan pembuat risiko. Kami adalah manajer risiko yang bertanggung jawab dan Taiwan akan berdiri bersama dengan negara-negara demokrasi dan komunitas di seluruh dunia untuk bersama-sama meredakan risiko,” katanya.
Para pemimpin G7 sepakat mereka mencari penyelesaian damai untuk masalah-masalah di Taiwan, kata tuan rumah KTT G7 di Hiroshima.
Tsai mengatakan para pejabat Taiwan sedang berdiskusi dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden tentang pengiriman bantuan senjata senilai USD500 juta ke Taiwan, menambahkan bahwa bantuan itu dimaksudkan untuk mengatasi pengiriman senjata yang tertunda karena COVID-19.
Dia menekankan pentingnya global pasokan Taiwan ke China, yang memproduksi sebagian besar chip semikonduktor canggih dunia, dan berjanji untuk mempertahankan teknologi chip tercanggih serta pusat penelitian dan pengembangan di Taiwan. [sindonews/Reuters]