Beranda / Berita / Dunia / Setelah 2 Tahun, Putra Osama Dinyatakan Meninggal

Setelah 2 Tahun, Putra Osama Dinyatakan Meninggal

Kamis, 01 Agustus 2019 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Hamza bin Osama (kiri) dan ayahnya Osama bin Laden (kanan). ]FOTO: AFP/NewYorkTimes]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Intelijen Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi bahwa putra pemimpin Alqaeda Osama bin Laden, Hamza bin Laden telah meninggal dunia.  

NBC News melaporkan, AS telah menerima laporan intelijen yang menyatakan Hamza telah meninggal dunia, mengutip tiga pejabat Amerika yang berbicara dengan syarat anonim.

Sementara, New York Times mengutip dua pejabat yang tidak disebutkan namanya juga melaporkan Hamza telah meninggal sekitar dua tahun terakhir dan butuh waktu untuk mengkonfirmasi kematiannya.

Laporan itu menyatakan, AS memiliki andil dalam kematian Hamza yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun.

Presiden AS Donald Trump menolak berkomentar setelah NBC News pertama kali melaporkan tentang kematian Hamza. Ketika ditanya apakah Trump memiliki informasi intelijen yang mengkonfirmasi Hamza telah terbunuh, Trump tak menjawab.

"Saya tidak ingin mengomentarinya," ujar Trump, seperti dilansir Republika, Kamis (1/8/2019).

Gedung Putih pun menolak untuk memberikan komentar. Pada Februari, Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah sebesar 1 juta dolar AS bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi mengenai keberadaan calon pemimpin baru Alqaeda itu.

Hamza berupaya melakukan serangan yang menyasar negara-negara Barat dengan tujuan memulihkan status Alqaeda di garda depan kelompok jihad ekstrem.

Selama bertahun-tahun, Alqaeda mulai tenggelam karena ISIS lebih berkuasa. Hamza diperkirakan berada di wilayah Pakistan, tepatnya di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan.

"Mereka jelas-jelas mempersiapkannya untuk generasi penerus berikutnya. Ayman al-Zawahiri ((pemimpin resmi Alqaeda belum menjadi pemimpin yang efektif. Dia tidak memiliki karisma. Dan mereka berusaha mengedepankan orang ini (Hamza)," ujar seorang pakar Al Qaeda dan direktur program keamanan internasional di New America Foundation, Peter Bergen, dilansir Guardian, Kamis (1/8/2019).

Meskipun Hamza telah membuat pernyataan publik dalam beberapa tahun terakhir, Bergen bertanya-tanya apakah dia seorang pemimpin operasional Alqaeda. Sementara afiliasi Alqaeda di Suriah, Yaman, dan Afrika belum melakukan operasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Apakah dia benar-benar melakukan sesuatu? Apakah dia mengawasi setiap operasi yang penting? Ini pertanyaan yang menarik," kata Bergen.

Dalam pernyataan publik terakhir melalui media Alqaeda pada Maret 2018, Hamza mengancam Arab Saudi dan meminta orang-orang di semenanjung Arab memberontak. Pada Maret tahun ini, Arab Saudi telah mencabut kewarganegaraan Hamzah.

Sepuluh hari sebelum pengeboman Manchester pada 2017, suara Hamza terdengar pada rekaman audio yang dirilis oleh Alqaeda. Dia menyerukan kepada para pendukungnya untuk menyerang "Yahudi" dan "Tentara Salib". Namun, para penyelidik tidak menemukan hubungan antara serangan di Inggris dan Alqaeda.

Pada Mei 2016, Hamza mendesak para pejuang di Suriah untuk bersatu dan membebaskan Palestina. Selain itu dia juga memperingatkan Amerika bahwa mereka akan menjadi sasaran penyerangan.

Menurut Dewan Keamanan PBB, pada 2015 dia menyerukan serangan terhadap kepentingan AS, Prancis, dan Israel serta tindakan terorisme di ibukota barat atas nama Alqaeda.

Osama bin Laden dibunuh oleh pasukan khusus AS yang menggerebek komp miliknya di Pakistan pada 2011. Ketika itu, Hamza diduga berada di bawah tahanan rumah di Iran.

Dokumen-dokumen yang ditemukan dari kamp tersebut mengindikasikan bahwa para ajudan telah berusaha menyatukan kembali Hamza dengan ayahnya.

Menurut Brookings Institution, Hamza berada di pihak ayahnya di Afghanistan sebelum serangan 11 September di AS. Dia menghabiskan waktu bersama ayahnya di Pakistan setelah invasi pimpinan AS ke Afghanistan.

Sebuah pemberitahuan di situs website Dewan Keamanan PBB mengatakan, Hamza bin Laden telah diberi peran yang lebih menonjol di dalam Alqaeda.

Dia dianggap memiliki kemampuan untuk menindaklanjuti ancamannya. Popularitas Hamza meningkat di kalangan pengikut Alqaida, dan dia telah menjadi penerus kemungkinan versi baru Alqaida.

Hamza berusaha menumbuhkan jaringan Alqaeda dan menggunakan fase baru serangan teroris di kota-kota besar negara Barat untuk meningkatkan profilnya. Dia menggunakan serangan itu sebagai pemberitahuan bahwa Alqaeda telah kembali dengan pemimpin baru.(red/dbs)


Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda