Serangan Konser di Moskow, Pengadilan Rusia Dakwa 4 Pria dengan Tindakan Terorisme
Font: Ukuran: - +
Gedung konser Balai Kota Crocus nampak rusak pasca-serangan yang mengakibatkan gedung tersebut hangus terbakar. Mengutip Reuters, Kelompok Militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tanggal 22 Maret itu. [Foto: Sergei Vedyashkin/Moscow News Agency/Handout via Reuters]
DIALEKSIS.COM | Dunia - Rusia telah mendakwa empat pria yang diduga menyerang gedung konser Moskow dan menewaskan sedikitnya 137 orang.
Tiga orang digiring ke pengadilan Moskow, sementara yang keempat menggunakan kursi roda. Semuanya didakwa melakukan tindakan terorisme.
Kelompok Negara Islam, atau ISIS, mengatakan merekalah yang melancarkan aksi kemarahan pada hari Jumat di Balai Kota Crocus, dan memasang bukti video.
Para pejabat Rusia telah mengklaim, tanpa bukti, tentang keterlibatan Ukraina. Kyiv mengatakan klaim tersebut "tidak masuk akal".
Keempat orang tersebut disebutkan oleh otoritas Rusia sebagai Dalerdzhon Mirzoyev, Saidakrami Muodali Rachabalizoda, Shamsidin Fariduni dan Muhammadsobir Fayzov.
Semuanya ditahan di bilik berpanel kaca dan dijaga oleh polisi bertopeng selama berada di pengadilan.
Pernyataan pengadilan di layanan pesan Telegram mengatakan Mirzoyev telah "mengakui kesalahannya sepenuhnya", sementara Rachabalizoda juga "mengaku bersalah".
Orang-orang tersebut diidentifikasi sebagai warga negara Tajikistan, kata kantor berita Rusia, Tass.
Keempatnya akan ditahan sebelum persidangan hingga setidaknya 22 Mei, tambah pengadilan.
Empat pria bersenjata pada Jumat (22/3/2024) malam menyerbu Balai Kota Crocus di Krasnogorsk, pinggiran utara Moskow, dan mulai menembaki sekitar 6.000 orang yang sedang menghadiri konser rock. Para penyerang juga membakar tempat tersebut dan menyebabkan atapnya runtuh.
Pihak berwenang Rusia mengatakan 137 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka.
Tujuh orang lainnya telah ditangkap di Rusia karena dicurigai membantu serangan itu.
AS memperingatkan Moskow awal bulan ini tentang kemungkinan serangan di Rusia yang ditujukan pada pertemuan besar, dan kemudian mengeluarkan peringatan publik kepada warga negara tersebut.
Peringatan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Kremlin karena dianggap sebagai propaganda dan upaya untuk ikut campur dalam pemilihan presiden.
Washington mengatakan setelah serangan itu bahwa mereka tidak punya alasan untuk meragukan klaim ISIS. [bbc]