kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Serangan AS Ke Irak Tekan Rupiah ke Rp13.930 per Dolar AS

Serangan AS Ke Irak Tekan Rupiah ke Rp13.930 per Dolar AS

Jum`at, 03 Januari 2020 19:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Nilai tukar rupiah berada di Rp13.930 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (3/1) sore. Posisi tersebut melemah sebesar 0,27 persen dibandingkan nilai pada penutupan perdagangan pada Kamis (2/12).

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.899 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi Kamis (2/12), yakni Rp13.895 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea melemah 0,76 persen, peso Filipina 0,71 persen, dan rupee India 0,50 persen.

Selanjutnya, ringgit Malaysia terpantau melemah 0,33 persen, lira Turki 0,29 persen, dolar Singapura 0,21 persen, diikuti yuan China yang melemah 0,10 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, penguatan terjadi pada baht Thailand sebesar 0,07 persen, dolar Hong Kong sebesar 0,10 persen, dan dolar Taiwan yang menguat tipis 0,10 persen, serta yen Jepang yang menguat 0,52 persen terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar terpantau melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,35 persen, dolar Australia 0,70 persen, euro 0,26 persen. Penguatan hanya terjadi pada dolar Kanada sebesar 0,06 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen serangan AS kepada Iran.

Sebelumnya, serangan pasukan AS ke Irak mengakibatkan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis terbunuh.

"Hal tersebut mengakibatkan harga minyak mentah dunia kembali menguat di awal tahun, bahkan menyentuh level tertingginya di US 63.83 per barel," ungkap Ibrahim, Jumat (3/1).

Menurut Ibrahim, saat ini Indonesia merupakan negara net importir minyak dikawasan Asia Tenggara. Sehingga menurutnya, hal tersebut akan memberi tekanan terhadap mata uang garuda. Pasalnya, saat harga minyak naik, biaya impor komoditas akan ikut melejit.

"Ketika semakin banyak devisa yang 'dibakar' untuk impor minyak, rupiah akan menjadi korban," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ibrahim memprediksi rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp13.895 hingga Rp13.980 per dolar AS pada perdagangan pekan depan. (Im/CNNIndonesia)

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda