Beranda / Berita / Dunia / Selidiki Penebangan Ilegal, Aktivis Lingkungan Terkemuka Kamboja Ditangkap

Selidiki Penebangan Ilegal, Aktivis Lingkungan Terkemuka Kamboja Ditangkap

Senin, 25 November 2024 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ouch Leng, aktivis lingkungan terkemuka Kamboja. [Foto: goldmanprize.org]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Seorang aktivis lingkungan terkemuka Kamboja ditangkap bersama lima orang lainnya saat menyelidiki penebangan liar di sebuah taman nasional, kata kelompok hak asasi manusia dan pejabat pemerintah pada hari Minggu (24/11/2024).

Ouch Leng, yang dianugerahi Penghargaan Lingkungan Goldman 2016 atas aktivismenya, ditangkap pada hari Sabtu di Provinsi Stung Treng di timur laut, kata kelompok hak asasi manusia Licadho dalam sebuah pernyataan.

"Para aktivis telah mendokumentasikan peningkatan penebangan hutan ilegal di Taman Nasional Veun Sai-Siem Pang, yang terletak di dekat konsesi lahan ekonomi," katanya.

Penangkapan tersebut terjadi selama tindakan keras yang lebih luas terhadap aktivis lingkungan dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Juli, 10 anggota kelompok lingkungan Kamboja, Mother Nature Cambodia, yang berkampanye menentang proyek infrastruktur yang merusak dan dugaan korupsi masing-masing dijatuhi hukuman enam tahun penjara atas tuduhan berkonspirasi melawan negara.

Juru bicara provinsi Stung Treng Men Khung mengonfirmasi pada hari Minggu melalui telepon bahwa keenam orang tersebut ditangkap setelah mereka mengabaikan instruksi dari pihak berwenang untuk meninggalkan kawasan hutan yang tidak diizinkan diakses. Ia mengatakan pihak berwenang menjaga ketat lokasi tersebut dari penebangan liar dan perampasan tanah.

Men Khung mengatakan puluhan personel bersenjata telah dikirim ke lokasi tersebut untuk mengusir penebang liar dan perampas tanah serta memastikan tidak ada orang luar yang masuk. Ia mengatakan bahwa keenam orang tersebut bukanlah aktivis lingkungan, tetapi berusaha menebar anarki dan memprovokasi pihak berwenang.

Ia mengatakan bahwa tidak ada tuntutan yang diajukan terhadap keenam orang tersebut hingga Minggu.

Menurut Licadho, pemerintah memberikan konsesi lahan ekonomi di daerah tersebut pada tahun 2022, meskipun hal itu melanggar moratorium konsesi baru tahun 2012, yang telah dikaitkan dengan penggusuran massal, penggundulan hutan yang cepat, dan ekstraksi sumber daya.

Pemerintah Kamboja telah lama dituduh menggunakan peradilannya untuk menganiaya para kritikus dan lawan politik. Perdana Menteri Hun Manet menggantikan ayahnya, Hun Sen, pada bulan Agustus tahun lalu setelah ia memerintah negara tersebut selama hampir empat dekade, tetapi hanya ada sedikit tanda-tanda liberalisasi politik.[abc news]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda