Rusia Batal Pasok Rudal ke Suriah setelah Dikunjungi Netanyahu
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com - Seorang pejabat tinggi Kremlin dilaporkan menyatakan Rusia tidak sedang membahas rencana memasok peluru kendali canggih darat-ke-udara S-300 untuk Suriah, dan menyebut langkah itu tidak diperlukan.
Komentar itu disampaikan Vladimir Kozhin, anak buah Presiden Vladimir Putin yang bertanggung jawab atas bantuan militer Rusia untuk negara lain, menyusul kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan ini.
Bulan lalu, Rusia menyiratkan akan memasok senjata tersebut untuk Presiden Bashar al-Assad, meski ditentang Israel, setelah militer negara-negara Barat menyerang Suriah. Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan serangan itu serangan itu membuat Rusia tak lagi punya kewajiban moral untuk menyimpan rudal canggihnya.
Namun, komentar Kohzin yang dilontarkan tak lama setelah Netanyahu berbicara dengan Putin menyiratkan upaya lobi Israel untuk saat ini berhasil.
"Untuk saat ini kami tidak berbicara soal pengiriman sistem (pertahanan udara) baru yang modern," kata Kohzin dalam laporan Izvetia yang dikutip Reuters, Jumat (11/5).
Militer Suriah sudah punya "semua hal yang dibutuhkan," kata Kohzin.
Kremlin menepis ide bahwa pernyataan ini merupakan perubahan sikap yang terkait dengan kunjungan Netanyahu.
"Pengiriman (S-300) tak pernah diumumkan seperti itu," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan melalui telepon, ketika ditanya masalah ini.
"Tapi kita bilang setelah serangan (Barat ke Suriah) tentu Rusia punya hak untuk melakukan sesuatu jika dipandang perlu." (CNN)