Beranda / Berita / Dunia / Rumania Tarik Duta Besarnya di Kenya, Gara-gara Ucapan Rasis

Rumania Tarik Duta Besarnya di Kenya, Gara-gara Ucapan Rasis

Minggu, 11 Juni 2023 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Rumania Tarik Dragos Viorel Tigau dari Kenya. [Foto: Courtesy]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Kementerian Luar Negeri Rumania menyampaikan, Duta Besar Rumania untuk Kenya yang diduga membandingkan monyet dengan orang Afrika selama pertemuan di ibu kota telah ditarik.

Dragos Viorel Tigau berada di gedung PBB di Nairobi pada 26 April ketika seekor monyet muncul di jendela ruang konferensi.

"Kelompok Afrika telah bergabung dengan kami," kata Tigau, menurut catatan dari kedutaan Sudan Selatan di Kenya yang dilihat oleh kantor berita AFP.

“Kelompok Afrika ingin mengutuk sekeras mungkin ucapan yang menghina, rasis, dan merendahkan,” tulis Chol Ajong'o, duta besar Sudan Selatan untuk Kenya yang memimpin diplomat Afrika di Nairobi, mengutip Aljazeera, Minggu (11/6/2023).

Kementerian luar negeri Rumania mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya baru diberitahu tentang insiden tersebut minggu ini, setelah itu “memulai prosedur untuk menarik duta besarnya”.

"Kami sangat menyesali situasi ini dan menyampaikan permintaan maaf kami kepada semua orang yang telah terpengaruh," tambahnya, dengan mengatakan perilaku atau komentar rasis "sama sekali tidak dapat diterima".

Kementerian juga menyebut, Tigau telah menyampaikan permintaan maafnya, termasuk secara tertulis, seraya menambahkan bahwa pernyataannya telah dikomunikasikan kepada duta besar Afrika di Bucharest pada 9 Juni.

Kementerian luar negeri Rumania berharap insiden itu tidak akan mempengaruhi hubungan dengan negara-negara di benua Afrika.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh 21 delegasi, delapan secara langsung dan 13 secara online, menurut surat kabar Kenya The Daily Nation.

Diplomat Kenya Macharia Kamau mengatakan episode itu "mengejutkan dan membuatnya muak".

“Sangat memalukan upaya untuk menutupi aib ini. Ini tidak dapat ditolerir dan tidak dapat diterima di zaman apa pun, apalagi abad ke-21,” tulisnya di Twitter.

Beberapa diplomat Afrika telah menyerukan permintaan maaf publik atas cercaan tersebut, menurut surat kabar The Standard. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda