Beranda / Berita / Dunia / Ribuan Orang Sakit Akibat Kabut Asap Beracun di Pakistan Timur

Ribuan Orang Sakit Akibat Kabut Asap Beracun di Pakistan Timur

Jum`at, 10 November 2023 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Warga tetap beraktivitas di tengah kabut berasap di Lahore, Pakistan. [Foto: BBC/Getty Images]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Kabut asap beracun di Pakistan timur telah membuat ribuan orang sakit, memaksa pihak berwenang menutup beberapa kota selama sisa minggu di November. Kabut asap di kota terbesar kedua di negara tersebut, Lahore, telah meningkat ke level berbahaya.

Pemerintah Provinsi Punjab telah memerintahkan sekolah, perkantoran, mal dan taman di tiga kota, termasuk Lahore, ditutup hingga Minggu.

Provinsi Punjab di Pakistan berbatasan dengan negara bagian India dengan nama yang sama.

Selama beberapa hari terakhir, Indeks Kualitas Udara Lahore berada di kisaran angka 400. Tingkat AQI sama atau di bawah 100 umumnya dianggap memuaskan. Lahore berbatasan dengan Kota Amritsar di India.

India Utara juga terkena dampak kabut asap beracun.

Polusi udara di ibu kota India, Delhi, telah meningkat ke tingkat yang mengkhawatirkan. Pada hari Selasa, indeks kualitas udara di ibu kota India mencapai angka 300 pada tanggal 7 November, hampir mencapai tingkat berbahaya yaitu 301-500.

Paparan kabut asap yang terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan kesehatan jangka panjang, termasuk menyebabkan kanker paru-paru.

Beberapa ahli percaya bahwa pembakaran sisa tanaman untuk mempersiapkan musim tanam di musim dingin adalah penyebab utama polusi udara.

Pakistan mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan mengangkat masalah ini ke pihak berwenang India pada tingkat diplomatik, media lokal melaporkan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Namun para ahli mencatat bahwa seperti halnya di India, para petani di Pakistan juga melakukan pembakaran tunggul untuk mempersiapkan musim tanam baru.

Fasilitas medis, toko kelontong, dan pompa bensin tetap buka di Punjab. Pihak berwenang telah mengimbau warga untuk memakai masker jika harus keluar rumah.

Rafi Alam, aktivis lingkungan hidup, mengatakan kebijakan pemerintah yang bertujuan memerangi kabut asap "dibuat secara tergesa-gesa dan tidak ada gunanya".

“Sampai Anda mengenali suatu masalah sebagai sebuah masalah, bagaimana Anda dapat memperbaikinya? Apakah menyiram air atau menutup sekolah tiga hari dalam seminggu akan menyelesaikan masalah kabut asap?” dia berkata.

Menurut Indeks Kualitas Hidup Udara yang dikeluarkan oleh Universitas Chicago, polusi udara memperpendek umur manusia hampir tujuh tahun di wilayah paling tercemar di Pakistan, termasuk Lahore. [BBC]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda