kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Reaksi atas Penjualan Eurofighter ke Arab Saudi

Reaksi atas Penjualan Eurofighter ke Arab Saudi

Selasa, 13 Maret 2018 08:52 WIB

Font: Ukuran: - +

PM Inggris Theresa May dan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman


DIALEKSIS.COM, London - Pemerintah Inggris menyetujui penjualan 48 jet tempur Eurofighter Typhoon ke Arab Saudi.Penandatangan kesepakatan itu dilakukan saat kunjungan Putra Mahkota, Mohammed bin Salman ke London.

Kesepakatan Arab Saudi dan Inggris itu menyita perhatian luas dari kalangan politik dan media internasional/ Dengan kontrak besar ini, publik dunia bisa menilai sejauh- mana kebenaran klaim-klaim pemerintah Inggris tentang pembelaan hak asasi manusia.

Angkatan Udara Arab Saudi sudah memiliki 27 jet tempur Eurofighter Typhoon dan kebanyakan dipakai untuk membom Yaman. Agresi Saudi ke Yaman sudah berlangsung hampir tiga tahun dan sebagian besar infrastruktur negara itu telah hancur. Lebih dari 10.000 orang Yaman tewas, di mana sebagian besar korban pemboman Saudi adalah perempuan dan anak-anak.


Sebanyak 22 juta dari 29 juta penduduk Yaman berada diambang kematian. PBB menyatakan bahwa Yaman sedang menghadapi krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Wabah kolera telah menjadi ancaman terbesar bagi rakyat Yaman, dan sekitar satu juta orang Yaman terinfeksi penyakit ini.

Di tengah semua peringatan tersebut, negara-negara Barat termasuk Inggris, terus menjual senjata ke Arab Saudi, karena mereka memandang Riyadh sebagai aliansi strategisnya. Negara kaya minyak ini selain menjadi pelaksana kebijakan Barat di Timur Tengah, juga berkontribusi dalam membuka jutaan lapangan kerja di sektor industri persenjataan Amerika Serikat dan Eropa.

Kondisi Yaman benar-benar sangat memilukan sehingga memaksa banyak pihak di Barat untuk menanggapi kebijakan pemerintah mereka, yang terus menjual senjata ke Arab Saudi.

Surat kabar The Guardian menulis, "Perdana Menteri Inggris Theresa May harus menghentikan penghormatan yang memalukan ini terhadap sebuah rezim yang kasar, tidak demokratis, dan diktator muda."

Ketua Partai Buruh Inggris, Jeremy Corbyn – dalam menanggapi penjualan 48 jet tempur Typhoon – menuduh pemerintah Inggris berkolusi dalam serangan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman.

Menteri Pembangunan Internasional dalam kabinet bayangan Inggris, Kate Osamor mengatakan, kesepakatan tersebut merupakan penghinaan terhadap reputasi Inggris sebagai pemimpin global dalam memberikan bantuan kemanusiaan.

Menteri Luar Negeri Inggris dalam kabinet bayangan Inggris, Emily Thornberry percaya bahwa pemerintahan Theresa May berusaha menutupi perannya sebagai pengobar perang di Yaman. Anggota parlemen Inggris ini menambahkan, pemerintah Inggris – alih-alih menggunakan kesempatan untuk menghentikan perang dahsyat ini – selalu berusaha menyembunyikan perannya sebagai pengobar perang.

Di tingkat global, Amnesty International menyatakan bahwa penjualan jet tempur Inggris ke Arab Saudi sama seperti menyiram bensin ke bara api krisis Yaman.

Inggris telah menjual lebih dari 6,4 miliar dolar senjata, termasuk jet tempur dan bom ke Arab Saudi, dengan menerbitkan lisensi ekspor senjata sejak dimulainya perang Yaman pada tahun 2015. Ekspor ini tumbuh sebesar 75 persen. Di antara senjata yang dijual, terdapat komponen penting untuk mendukung serangan jet tempur Arab Saudi ke Yaman. (sumber:parstoday


Keyword:


Editor :
Ampuh Devayan

riset-JSI
Komentar Anda