Protes Meletus di Lebanon atas Rencana Pemerintah Kenakan Pajak Baru
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Beirut - Ratusan orang telah turun ke jalan-jalan di seluruh Lebanon atas rencana pemerintah untuk mengenakan pajak baru di tengah krisis ekonomi di negara itu.
Protes pada Kamis (17/10/2019) malam datang ketika pemerintah mengadakan diskusi tentang anggaran 2020 dan mengusulkan pajak baru, termasuk tembakau, bensin, dan beberapa platform media sosial seperti Whatsapp.
Nyanyian "Revolusi!" puluhan pengunjuk rasa berbaris di dekat kantor pusat pemerintah dan gedung parlemen di Beirut pusat, ibukota Lebanon, tempat sejumlah besar polisi anti huru hara dikerahkan.
Badan Berita Nasional (NNA) yang dikelola pemerintah mengatakan pengawal seorang pejabat menembaki pengunjuk rasa ketika mereka mencoba memblokir jalan di mana konvoi lewat di Beirut tengah.
Tidak ada korban terluka yang dilaporkan. Orang lain di ibukota memblokir jalan ke bandara dengan ban terbakar, kata NNA.
Demonstrasi juga meletus di pinggiran selatan Beirut, kota Sidon di selatan, kota Tripoli di utara dan di Lembah Bekaa, kata NNA.
Di seluruh negeri, para demonstran meneriakkan refrain populer dari protes Musim Semi Arab 2011: "Rakyat menuntut jatuhnya rezim."
"Kami memilih mereka dan kami akan menyingkirkan mereka dari kekuasaan," kata seorang pemrotes kepada stasiun TV setempat.
Kemarahan publik telah membara sejak parlemen mengeluarkan anggaran penghematan pada bulan Juli, dengan tujuan mengurangi defisit negara. Situasi memburuk bulan lalu setelah bank dan rumah penukaran uang menjatah penjualan dolar, memicu kekhawatiran devaluasi mata uang.
Pemerintah sedang menilai serangkaian langkah-langkah pengetatan lebih lanjut yang diharapkan akan menyelamatkan ekonomi negara itu yang sakit dan mendapatkan $ 11bn dalam bantuan yang dijanjikan oleh donor internasional tahun lalu.
Diharapkan untuk mengumumkan serangkaian kenaikan pajak tambahan dalam beberapa bulan mendatang sebagai bagian dari anggaran tahun depan. (Aljazeera)