Beranda / Berita / Dunia / Potensi Pengumuman Penarikan Besar-Besaran Pasukan AS dari Eropa

Potensi Pengumuman Penarikan Besar-Besaran Pasukan AS dari Eropa

Sabtu, 15 Februari 2025 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Konferensi Keamanan Munich, Christoph Heusgen. Foto: MSC/Kuhlmann


DIALEKSIS.COM | Washington - Kepala Konferensi Keamanan Munich, Christoph Heusgen, mengungkapkan bahwa Wakil Presiden Amerika Serikat, J.D. Vance, kemungkinan akan segera mengumumkan penarikan besar-besaran pasukan AS dari Eropa. Pernyataan itu disampaikan pada Jumat (14/2/2025) saat Vance menghadiri acara konferensi, yang berlangsung hingga hari Minggu.

Dalam pidatonya, Vance sempat mengkritik para pemimpin Eropa dengan menyatakan bahwa terkadang tidak jelas apa yang terjadi dengan sejumlah "pemenang Perang Dingin." Menyusul pernyataan tersebut, Heusgen meyakini bahwa "hari ini Wakil Presiden Amerika akan mengumumkan penarikan sebagian besar pasukan AS dari Eropa," seperti yang diungkapkannya dalam wawancara dengan stasiun radio Jerman, Deutschlandfunk.

Komentar ini muncul di tengah laporan media yang menyebutkan bahwa Presiden AS, Donald Trump, berencana memangkas kehadiran pasukan AS di Eropa sekitar 20% atau setara dengan 20.000 tentara. Langkah tersebut merupakan bagian dari tinjauan komitmen Washington untuk melindungi Eropa dan mendesak negara-negara di kawasan tersebut untuk mengambil peran lebih besar dalam menjaga keamanan mereka sendiri, termasuk dalam mendukung Kiev.

Kepala Pentagon, Pete Hegseth, menyatakan pada Rabu bahwa AS akan mengalihkan prioritas militernya untuk menghadapi ancaman utama dari China. Selama kunjungannya ke Polandia pada hari Jumat, Hegseth mengakui keinginannya untuk melihat lebih banyak pasukan AS di negara tersebut, namun ia juga mendesak negara-negara Eropa untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka. 

"Jangan berasumsi bahwa pasukan Amerika akan selalu ada di sana," tegasnya.

Menanggapi spekulasi pengurangan pasukan AS, Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, menekankan bahwa Eropa harus "memberikan kontribusi terbesar untuk pencegahan dan pertahanan konvensional" di benua itu. 

"Kemarin, di NATO, kami sepakat mengembangkan peta jalan untuk mengalihkan beban dari AS ke Eropa di tahun-tahun mendatang, sehingga kita tidak mengalami kesenjangan kemampuan yang kritis," ujarnya.

Di bawah kepemimpinan Trump, AS pernah memperingatkan bahwa negara-negara NATO yang gagal memenuhi komitmen keuangan mereka tidak akan mendapatkan perlindungan penuh. Trump sempat mengusulkan target belanja pertahanan sebesar 5% dari PDB bagi anggota NATO, meskipun hingga kini belum ada negara, termasuk AS, yang mencapai ambang batas tersebut.

Pistorius juga menyampaikan bahwa meskipun Jerman mengakui pentingnya investasi di bidang pertahanan, negara itu tidak akan mengalokasikan hampir setengah anggaran federalnya untuk pertahanan. 

Ia menegaskan bahwa terdapat batasan terhadap apa yang dapat dilakukan oleh Jerman dalam hal ini.

Sebagai catatan, pada Juli 2020, Trump mengumumkan rencana penarikan 12.000 tentara dari Jerman karena kegagalan Berlin memenuhi target belanja pertahanan NATO. 

Namun, pada Februari 2021, Presiden AS saat itu, Joe Biden, secara resmi menghentikan rencana tersebut. Hingga 30 Juni tahun lalu, terdapat 65.754 tentara tugas aktif di wilayah tanggung jawab Komando Eropa AS (EUCOM), dengan Jerman sebagai negara tuan rumah terbanyak yang menampung sekitar 34.894 tentara, menurut laporan lokasi terbaru Departemen Pertahanan AS yang dikutip Newsweek.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI