Beranda / Berita / Dunia / Polisi dan Pengunjuk Rasa Bentrok Setelah Pilpres Senegal Ditunda

Polisi dan Pengunjuk Rasa Bentrok Setelah Pilpres Senegal Ditunda

Senin, 05 Februari 2024 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Polisi anti huru hara Senegal menembakkan gas air mata ke arah pendukung calon presiden oposisi Daouda Ndiaye, di Dakar, Senegal. [Foto: Stefan Kleinowitz/AP Photo]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Polisi di Senegal menindak protes di ibu kota Dakar dan setidaknya satu tokoh senior oposisi ditangkap sehari setelah Presiden Macky Sall mengumumkan penundaan pemilihan presiden (pilpres) yang dijadwalkan pada 25 Februari tanpa batas waktu.

Uni Eropa pada hari Minggu (4/2/2024) mengatakan penundaan tersebut membuka “masa ketidakpastian”, dan Amerika Serikat menyerukan tanggal baru yang cepat untuk pemungutan suara.

Dalam pidato nasional yang disiarkan televisi, Presiden Macky Sall mengumumkan pada hari Sabtu (3/2/2024) bahwa dia telah membatalkan undang-undang pemilu yang relevan, dengan alasan perselisihan mengenai daftar kandidat.

Dia mengatakan dia menandatangani keputusan yang menghapuskan undang-undang pada November 2023 yang telah menetapkan tanggal awal pemilu, tetapi tidak memberikan tanggal baru. Bulan lalu, Dewan Konstitusi Senegal mengecualikan beberapa anggota oposisi terkemuka dari daftar kandidat.

Ratusan pria dan wanita dari segala usia turun ke jalan pada hari Minggu, mengindahkan seruan beberapa kandidat oposisi.

Mantan Perdana Menteri Aminata Toure, yang sekarang menjadi tokoh oposisi terkemuka, ditangkap saat tiba di salah satu protes, tulisnya di X. Dia menjabat sebagai perdana menteri di bawah Sall sebelum bergabung dengan oposisi dan menjadi salah satu pengkritiknya yang paling blak-blakan.

Mencela keputusan Sall untuk menunda pemilu, Toure menggambarkannya sebagai “regresi demokrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya” dan menyerukan masyarakat untuk melakukan mobilisasi untuk membela hak-hak mereka.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pendukung oposisi di Dakar, dalam bentrokan pertama setelah pengumuman Sall, kantor berita AFP melaporkan.

Pria dan wanita yang mengibarkan bendera Senegal atau mengenakan seragam tim nasional sepak bola berkumpul di bundaran salah satu jalan utama ibu kota.

Melaporkan dari pinggiran Dakar, Nicolas Haque dari Al Jazeera mengatakan seluruh 19 kandidat oposisi telah meminta pendukungnya untuk berkumpul di daerah tersebut.

“Beberapa tokoh oposisi yang saya ajak bicara mengatakan bahwa ini adalah taktik baginya untuk mempertahankan kekuasaan, sementara yang lain menggambarkannya sebagai kudeta konstitusional," ucap Haque.

Sinyal Walf TV, sebuah saluran televisi swasta, ditangguhkan karena “hasutan untuk melakukan kekerasan” karena liputannya mengenai protes jalanan, kata seorang pejabat di kementerian komunikasi kepada AFP.

Protes lebih lanjut direncanakan di luar parlemen pada hari Senin (5/2/2024). Anggota parlemen diperkirakan akan membahas rancangan undang-undang pada hari Senin yang akan menjadwalkan pemilu yang ditunda pada tanggal 25 Agustus dan memperpanjang mandat Sall sampai penggantinya mengambil alih, kantor berita Reuters melaporkan. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda