PM Inggris Selamat Dari Rencana Percobaan Pembunuhan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM I London - Seorang pemuda putus kuliah bernama Naa'imur Rahman telah didakwa berencana melakukan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Inggris Theresa May di kediamannya di Downing Street, London.
Motif penyerangan yang dilakukan oleh pria tersebut adalah ingin membalas dendam atas kematian pamannya di Suriah.
Akhirnya, pemuda itu menerima dakwaan di Pengadilan Pidana Inggris setelah dirinya terjebak dalam operasi penyamaran yang melibatkan Badan Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), badan intelijen Inggris (MI5), dan kepolisian.
Bagaimana dia mengembangkan rencananya?
Untuk mendapat sokongan, Rahman menjalin kontak dengan anggota ISIS di media sosial. Namun, dia tidak menyadari bahwa orang yang disangkanya anggota ISIS sejatinya adalah agen FBI. Agen yang dikira ISIS tersebut kemudian memberikan informasi mengenai Rahman kepada tim MI5. Para personel badan keamanan itu lalu meyakinkan Rahman bahwa mereka merupakan anggota ISIS.
Walau Rahman amatiran karena bukan seorang teroris yang telah mendapat pelatihan cukup, MI5 tetap khawatir dengan Rahman yang akan berbuat nekad. Karena itu, kepala badan antiterorisme meluncurkan operasi penyamaran untuk mengumpulkan bukti-bukti terhadap niatannya.
Operasi tersebut diawali tim MI5 dengan mengenalkan Rahman kepada seorang anggota polisi di London yang menyamar sebagai penyalur senjata kelompok ISIS. Pertemuan antara Rahman dengan "Shaq" di dalam mobil direkam secara diam-diam oleh MI5 dan belakangan para juri di pengadilan dapat menyaksikannya.
Pada pertemuan tersebut, Rahman menceritakan soal kematian pamannya. Dia kemudian meminta truk berisi bom dan senjata api, walau kemudian dia mengaku tidak bisa menyetir atau melepaskan tembakan.
Rahman kemudian menegaskan tekadnya untuk menyerang Downing Street dan berusaha membunuh Theresa May.
Hanya iseng?
Dalam persidangan, Rahman mengaku semua rencananya tidak serius. Tatkala dia menjalin kontak dengan orang yang dia kira kolega pamannya di Suriah, dia mulai pamer dan mengada-ada demi membuat orang itu terkesan.
Kepada para juri di pengadilan, Rahman mengaku, salah satu rencananya adalah membuat balon berisi misil untuk dijatuhkan. Selain itu, Rahman juga mengklaim dirinya telah dijebak dan ditipu oleh MI5 serta polisi.
Akan tetapi, menurut penilaian jaksa menunjukkan bahwa Rahman telah mengintai Downing Street, gedung parlemen, dan gedung pemerintahan di dekatnya. Para juri mesti telah yakin bahwa Rahman memang mempunyai niat yang serius untuk menyerang Downing Street, dan telah memulai langkah pertamanya demi mewujudkan niatan tersebut. (BBC)