Jum`at, 05 September 2025
Beranda / Berita / Dunia / Pesan Tersirat Parade Militer: Tiongkok Tak Takut Tekanan Asing

Pesan Tersirat Parade Militer: Tiongkok Tak Takut Tekanan Asing

Rabu, 03 September 2025 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Tiongkok Xi Jinping berdiri di dalam mobil untuk meninjau pasukan selama parade militer untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II, di Beijing, Tiongkok, pada Rabu (3/9/2025). [Foto: Tingshu Wang/Reuters]


DIALEKSIS.COM | Beijing - Presiden Tiongkok Xi Jinping memimpin parade militer besar-besaran di Lapangan Tiananmen, Beijing, Rabu (3/9/2025), untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Dalam pidatonya yang penuh pesan nasionalisme, Xi menegaskan bahwa Tiongkok akan terus berada di jalur pembangunan damai, namun siap mempertahankan kedaulatan dan martabatnya.

“Rakyat Tiongkok akan berdiri teguh di sisi sejarah yang benar dan di sisi kemajuan umat manusia,” ujar Xi, berdiri di Gerbang Perdamaian Surgawi, dikelilingi oleh 10.000 personel militer yang berbaris dengan formasi ketat.

Ia juga menyampaikan pesan yang tegas terkait sejarah panjang bangsa Tiongkok yang pernah mengalami masa-masa kelam akibat kolonialisme.

“Dalam seratus tahun sebelum Perang Dunia II, Tiongkok ditindas, diserbu, dan dipermalukan oleh kekuatan asing. Saya ingin menegaskan bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi lagi,” tegas Xi, disambut tepuk tangan meriah dari ribuan penonton yang hadir.

Tampilkan Rudal Nuklir dan Jet Siluman

Parade tersebut menampilkan kekuatan militer terbaru Tiongkok, termasuk rudal balistik antar-benua yang mampu membawa hulu ledak nuklir, jet tempur siluman generasi baru, rudal hipersonik, serta sistem pengacau radar.

Deretan pesawat tempur terbang rendah melintasi langit Tiananmen, sementara helikopter membawa spanduk bertuliskan, “Keadilan akan menang”, “Perdamaian akan menang”, dan “Rakyat akan menang.”

Parade juga menjadi ajang unjuk kekuatan di tengah meningkatnya tensi geopolitik global. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un hadir bersama 26 pemimpin dunia lainnya--sebagian besar dari negara-negara non-Barat.

“Bagi Xi, ini adalah panggung untuk menegaskan bahwa Tiongkok telah hadir sebagai kekuatan besar di bawah kepemimpinannya,” kata Ian Chong, pengamat politik dari National University of Singapore (NUS), kepada Kompas.com.

Tidak Sebut Amerika Serikat

Meskipun Xi menyampaikan terima kasih kepada negara-negara asing atas dukungannya selama perang melawan Jepang, ia tidak menyebut secara langsung peran Amerika Serikat, yang diketahui berkontribusi besar dalam kemenangan Sekutu.

Hal ini memicu reaksi dari mantan Presiden AS Donald Trump. Dalam unggahan media sosialnya, Trump menulis, “Pertanyaan besar yang harus dijawab adalah apakah Presiden Xi akan menyebutkan besarnya dukungan dan darah yang diberikan Amerika Serikat untuk membantunya mengamankan kebebasannya dari penjajah asing?”

“Banyak orang Amerika gugur dalam perjuangan Tiongkok meraih kemenangan dan kejayaan,” tulis Trump. Ia kemudian menambahkan, “Semoga Presiden Xi dan rakyat Tiongkok yang luar biasa menikmati hari perayaan yang meriah.”

Arah Kebijakan Xi

Dalam pidatonya, Xi kembali menekankan pentingnya militer dalam “peremajaan nasional”--sebuah konsep yang menjadi fondasi utama doktrin kepemimpinannya.

“Umat manusia kembali dihadapkan pada pilihan antara perdamaian atau perang, dialog atau konfrontasi,” kata Xi. “Tiongkok akan terus berpegang pada jalur pembangunan damai.”

Namun, di tengah barisan senjata-senjata canggih dan kekuatan militer yang diperagakan secara terbuka, pesan Xi juga mengandung peringatan tersirat: bahwa Tiongkok tidak akan tunduk pada tekanan eksternal, terutama dari negara-negara Barat. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
sekwan - polda
damai -esdm
bpka