kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Pertama di Dunia, Chili Akan Keluarkan Paspor Imunitas

Pertama di Dunia, Chili Akan Keluarkan Paspor Imunitas

Selasa, 21 April 2020 23:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi (Foto : Foxnews)


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Senin kemarin, Chili baru saja mengumumkan kebijakan terbaru terkait penanganan pandemi virus corona COVID-19. Menurut laporan yang beredar, pemerintah Chili telah mengumumkan rencana untuk merilis paspor imunitas pertama di dunia.

Paspor imunitas tersebut ditujukan kepada para pasien COVID-19 yang telah sembuh. Tujuan paspor imunitas tersebut akan membuat si pemiliknya bebas dari karantina dan segala aturan pembatasan lainnya, seperti dikutip Foxnews, Selasa (21/4/2020).

Direncanakan, paspor imunitas tersebut akan mulai rilis pada pekan ini. Dengan begitu, para pasien yang telah sembuh dari COVID-19 bisa kembali bekerja.

Dalam pernyataannya pekan lalu, Menteri Kesehatan Chili, Jaime Mañalich menyebutkan bahwa pasien sembuh COVID-19 yang memegang paspor imunitas tersebutlah bisa membantu lingkungan komunitas sekitar.

“Justru mereka yang dapat membantu masyarakat dengan luar biasa, karena mereka tidak berisiko,” ujar Jaime, seperti laporan Washington Post.

Sementara itu, dari data yang diungkap Paula Daza, Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat di Chili tercatat sudah lebih dari 4.600 orang telah sembuh dari COVID-19.

Tidak hanya para pasien COVID-19 yang telah sembuh, para warga juga bisa mengajukan permohonan paspor. Paspor yang akan dikeluarkan untuk orang-orang dengan "probabilitas sangat tinggi" untuk tidak menularkan.

Sedangkan kategori lainnya yang mendaftar, kemungkinan akan diuji dulu antibodinya untuk menentukan apakah mereka sudah memenuhi syarat atau belum.

Tapi rencana pemerintah untuk menerbitkan paspor imunitas ini, menuai kritik. Kebijakan ini dinilai perlu dikaji ulang sebelum benar-benar dieksekusi.

Para kritikus mengatakan rencana untuk mengeluarkan paspor tersebut dibuat tanpa berkonsultasi dengan pihak terkait di Chili, contohnya Chilean Immunological Society.

“Ada keraguan serius tentang keberadaan kekebalan jangka panjang terhadap virus ini. Kami telah meminta pemerintah untuk mengevaluasi kembali kebijakan tersebut dan melibatkan para ahli dalam diskusi sebelum mengimplementasikan skema keputusan tersebut,” terang Cristóbal Cuadrado, sekretaris teknis untuk kebijakan kesehatan dan studi dengan serikat medis Chili.

Untuk kasus COVID-19, menurut data dari Johns Hopkins, Chili tercatat memiliki kasus terkonfirmasi positif lebih dari 10.507. Angka kasus kematian tercatat sebanyak 139 orang hingga Selasa, 21 April 2020 pagi. (Im/Okezone)



Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda