Penembakan Massal di Virginia Beach, 12 Orang Tewas
Font: Ukuran: - +
Petugas penyelamat menurunkan tandu dari helikopter setelah insiden penembakan di pusat kota di Virginia Beach, Virginia, Jumat (31/5/2019). (Foto: WAVY-TV/NBC/via Reuters)
DIALEKSIS.COM | Virginia Beach - Seorang pegawai utilitas publik yang tidak puas melepaskan tembakan pada rekan kerjanya di sebuah gedung kota di Virginia Beach pada hari Jumat (31/5/2019) sore, menewaskan 12 orang dan melukai sedikitnya empat sebelum dia ditembak secara fatal oleh polisi, kata pihak berwenang.
Penembakan massal di resor pantai Virginia Beach adalah contoh paling mematikan dari kekerasan senjata A.S. sejak November 2018, ketika belasan orang dibunuh di sebuah bar di daerah Los Angeles dan dipanggang oleh seorang pria bersenjata yang kemudian bunuh diri.
Kepala Kepolisian Virginia Beach, James Cervera mengatakan tersangka dalam pembantaian hari Jumat dipersenjatai dengan pistol kaliber .45 yang dilengkapi dengan perangkat "penekan suara" dan amunisi "diperpanjang" yang digunakannya untuk mengisi ulang berulang kali selama serangan itu.
Orang-orang yang selamat menceritakan adegan kekacauan dan ketakutan yang meletus ketika suara tembakan terdengar, dan para pekerja bergegas mencari tempat berlindung."Kami baru saja mendengar orang-orang berteriak dan berteriak untuk turun," Megan Banton, seorang pekerja publik, mengatakan kepada stasiun televisi WAVY-TV, mengingat bahwa ia dan rekan kerjanya membarikade diri di kantor mereka.
"Kami meletakkan meja di pintu karena kami tidak tahu apakah mereka akan masuk. Kami hanya berharap itu akan segera berakhir, dan kemudian kami mendengar polisi berteriak menaiki tangga."
Korban pertama ditembak di dalam kendaraan di luar pekerjaan umum dan gedung utilitas di pusat kota kota sebelum tersangka memasuki gedung itu dan "segera dan tanpa pandang bulu menembaki semua korban," kata Cervera.
Kepala mengatakan tersangka terlibat dalam "pertempuran senjata jangka panjang" dengan empat petugas polisi yang menghadangnya di dalam, mencegah pria bersenjata dari "melakukan lebih banyak pembantaian di gedung itu."
Pertumpahan darah itu terjadi, menurut polisi, di Gedung Dua kompleks pusat kota, tempat ruang kantor untuk lebih dari 400 karyawan, departemen teknologi informasi, pekerjaan umum, perencanaan dan utilitas di sebelah Balai Kota."Ini adalah hari yang paling menghancurkan dalam sejarah Pantai Virginia," kata Walikota Bobby Dyer pada konferensi pers dengan kepala polisi. "Orang-orang yang terlibat adalah teman, rekan kerja, tetangga, kolega kita."
Di Washington, juru bicara Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump telah diberitahu tentang penembakan itu dan "terus memantau situasi." (Reuters)