Penembakan Dekat Trump di Lapangan Golf Florida, Tersangka Ditangkap
Font: Ukuran: - +
Thomas Matthew Crooks (20) diduga menjadi pelaku penembakan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump (foto: istimewa)
DIALEKSIS.COM | Florida - Donald Trump, calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, selamat dari insiden penembakan yang terjadi di dekat lapangan golf miliknya di West Palm Beach, Florida, pada Minggu waktu setempat. Hingga kini, otoritas AS belum memberikan konfirmasi apakah Trump menjadi target serangan tersebut.
"Calon Presiden Trump selamat setelah terdengar suara tembakan di sekitar lokasi. Saat ini, belum ada informasi lebih lanjut," kata Steven Cheung, juru bicara kampanye Trump, dalam pernyataannya yang dikutip dari The New York Times pada Senin (16/9/2024). Seorang tersangka telah ditahan bersama senjata yang diduga digunakan dalam insiden tersebut.
Saat kejadian, Trump tengah bermain golf dan berada di bawah pengawalan ketat agen Secret Service. Hingga kini, pihak penegak hukum belum merilis identitas tersangka maupun motif dari penembakan tersebut. Namun, menurut laporan CNN yang mengutip sumber keamanan, pejabat AS menduga kuat bahwa tembakan itu memang ditujukan kepada mantan Presiden ke-45 tersebut.
Donald Trump Jr., putra dari mantan presiden, turut mengomentari insiden ini. Dalam unggahannya di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), ia menyatakan bahwa pihak berwenang menemukan senapan AK-47 di semak-semak, tak jauh dari tempat Trump berada. "Lagi-lagi ini terjadi! Tembakan dilepaskan di Lapangan Golf Trump, dan sebuah AK-47 ditemukan di dekat lokasi," tulis Trump Jr.
Gedung Putih segera mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, yang akan menjadi saingan Trump dalam pemilihan presiden mendatang, telah menerima pengarahan tentang situasi ini. "Mereka lega mengetahui bahwa Trump dalam keadaan aman," bunyi pernyataan Gedung Putih.
Insiden ini terjadi hanya dua bulan setelah Trump terluka ringan di telinga akibat tembakan sniper saat melakukan kampanye di Pennsylvania. Setelah insiden tersebut, Secret Service AS mendapat kritik tajam terkait keamanan mantan presiden. Kepala Secret Service, Kimberly Cheatle, bahkan mengundurkan diri di tengah penyelidikan internal, sementara lima agen Secret Service diberhentikan sementara dari tugas mereka.