kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / PBB: Kelompok Pemberontak Perluas Wilayah, Keamanan Kongo Timur Memburuk

PBB: Kelompok Pemberontak Perluas Wilayah, Keamanan Kongo Timur Memburuk

Kamis, 28 Maret 2024 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Anggota pasukan tentara pemberontak M23 berjaga di area pertemuan para pejabat wilayah Afrika Timur di kamp Rumangabo, Kongo, pada 6 Januari 2023. [Foto: AFP/Guerchom Ndebo]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Keamanan di wilayah timur Kongo yang kaya akan mineral telah memburuk sejak pemilu baru-baru ini, dengan kelompok pemberontak yang diduga terkait dengan negara tetangganya, Rwanda, kata utusan khusus PBB untuk negara Afrika yang dilanda konflik tersebut pada hari Rabu (27/3/2024).

Bintou Keita mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa hal ini telah menciptakan “situasi kemanusiaan yang lebih buruk lagi, dengan jumlah pengungsi internal yang mencapai jumlah yang tak tertandingi.”

Bulan lalu, Amerika Serikat mengatakan kepada Rwanda dan Kongo bahwa mereka “harus keluar dari jurang perang,” sebuah peringatan paling tajam mengenai konflik yang mungkin terjadi.

Wakil Duta Besar AS Robert Wood sekali lagi mengutuk “serangan militer agresif” ke Kongo timur yang dilakukan kelompok pemberontak M23 dan Angkatan Pertahanan Rwanda serta serangan lainnya, termasuk terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB.

Ia meminta para pemimpin Rwanda dan Kongo untuk membuat keputusan dan mengupayakan perdamaian demi rakyat mereka, kawasan ini, dan dunia.

Wood menggambarkan M23 sebagai sebuah kelompok yang telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan terhadap warga sipil, termasuk kekerasan seksual dan berbasis gender.

Ia menyebut kegagalan komunitas internasional dalam mengecam tindakan Rwanda, yang merupakan kontributor utama pasukan penjaga perdamaian PBB, merupakan hal yang “mengecewakan” dan mengatakan PBB harus mengevaluasi kembali kredibilitas Rwanda sebagai mitra konstruktif dalam pemeliharaan perdamaian.

Kementerian Luar Negeri Rwanda mengatakan bulan lalu bahwa pasukan negara tersebut mempertahankan wilayah Rwanda ketika Kongo melakukan pembangunan militer secara dramatis di dekat perbatasan.

Pernyataan kementerian tersebut mengatakan keamanan nasional Rwanda terancam oleh kehadiran kelompok bersenjata di Kongo yang anggotanya termasuk tersangka pelaku genosida tahun 1994 di Rwanda yang menewaskan lebih dari 800.000 orang Tutsi dan Hutu moderat yang berusaha melindungi mereka. [abc news]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda