Pasukan Rusia dengan Senjata Berat di Belarus, AS Evakuasi Diplomat Was-was Perang
Font: Ukuran: - +
Kendaraan militer Rusia saat tiba di Belarus untuk latihan militer. [Foto: AP]
DIALEKSIS.COM | Belarusia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memerintahkan keluarga staf diplomatik untuk segera meninggalkan Belarusia saat pasukan Rusiadalam jumlah besar mendarat di negara itu dengan pergerakan di dekat perbatasan Ukraina yang menjadi ketakutan banyak pihak akan pecahnya perang.
“Jangan bepergian ke Belarus karena penegakan hukum yang sewenang-wenang, risiko penahanan, dan tidak biasa dan mengenai penumpukan militer Rusia di sepanjang perbatasan Belarusia dengan Ukraina,” kata pejabat Washington dalam sebuah nasihat pada hari Senin (31/1/2022).
Menanggapi berita tersebut, Anatoly Glaz, juru bicara Kementerian Luar Negeri Belarusia mengatakan keputusan AS itu bentuk politisasi menyudutkan Belarus dan bersikeras negaranya jauh lebih aman dan lebih ramah daripada AS.
Langkah tersebut mengikuti keputusan serupa pekan lalu ketika Departemen Luar Negeri mengatakan kepada keluarga diplomat Amerika di Ukraina untuk kembali ke rumah, dengan alasan ancaman lanjutan dari aksi militer Rusia. Warga AS juga sangat diimbau untuk menghindari perjalanan ke negara bekas Uni Soviet.
Sementara pejabat AS mengklaim latihan militer Rusia di Belarus dan dekat perbatasan dengan Ukraina bisa menjadi awal invasi. Moskow telah berulang kali membantah memiliki rencana untuk melancarkan serangan.
Pada pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Senin kemarin, utusan Rusia Vassily Nebenzia malah menuduh Washington ingin memprovokasi eskalasi atas Ukraina, dengan alasan bahwa pembicaraan tentang perang yang akan datang adalah provokatif dalam dirinya sendiri.
“Sepertinya Anda menyerukan ini, menginginkan dan menunggu hal itu terjadi. Seolah-olah Anda ingin membuat tuduhan Anda menjadi kenyataan,” kata Diplomat Rusia itu..
Ukraina juga mengecilkan kemungkinan pecahnya perang, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pekan lalu bahwa pemerintahnya belum melihat "eskalasi yang lebih besar dari sebelumnya."
Menteri Pertahanan Zelensky Oleksiy Reznikov berpendapat hal yang sama, menunjukkan bahwa laporan media Barat telah melebih-lebihkan dugaan ancaman.
Meskipun demikian, Presiden AS Joe Biden telah bergerak maju dengan mengirim paket bantuan militer mematikan untuk pasukan Ukraina, mengizinkan $200 juta untuk senjata anti-armor, peluncur granat, artileri dan senjata ringan pada bulan Desember, sementara Inggris telah menyediakan "senjata pertahanan" dan lengan ringannya sendiri. [Sumber : Russia Today]