Organisasi HAM Internasional Desak India Tutup Wilayah Udara untuk Pesawat Tempur Myanmar
Font: Ukuran: - +
Pesawat tempur F-7 Myanmar. [Foto: Airliners.net]
DIALEKSIS.COM | Dunia - India harus menghentikan pesawat tempur Myanmar memasuki wilayah udara negaranya selama operasi oleh rezim militer untuk membom sasaran di daerah dekat perbatasan India, kata sebuah kelompok hak asasi manusia internasional.
Fortify Rights mengklaim bahwa angkatan udara Myanmar telah menjatuhkan bom di kedua sisi perbatasan Myanmar-India dalam serangan mematikan pada hari Selasa dan Rabu terhadap kelompok pemberontak etnis Tionghoa.
Lima tentara Chin National Front (CNF) tewas, termasuk dua wanita, dalam serangan udara yang dilaporkan dimulai pada Selasa ketika bom dijatuhkan di Camp Victoria kelompok etnis bersenjata di negara bagian Chin Myanmar, yang berbatasan dengan negara bagian Mizoram, India, kata kelompok hak asasi itu. .
Dua bom yang dijatuhkan oleh angkatan udara Myanmar juga mendarat di sisi perbatasan India, dekat desa Farkawn di distrik Champhai Mizoram, tambah kelompok hak asasi itu, meskipun tidak ada korban luka yang dilaporkan di pihak India.
“New Delhi seharusnya tidak menolerir serangan junta di wilayah udaranya, dan otoritas India harus melakukan segala daya mereka untuk memastikan keamanan warga sipil dan daerah perbatasan,” kata Kepala Eksekutif Fortify Rights Matthew Smith dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (12/1/2023).
“India tidak boleh membiarkan junta melanjutkan destabilisasi kawasan dengan menggunakan wilayah udara India dalam serangannya dan harus mendukung upaya meminta pertanggungjawaban junta atas kejahatannya,” katanya.
Pesawat tempur Myanmar juga telah melanggar wilayah udara Thailand dan Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir, menurut organisasi hak asasi itu.
Salai Htet Ni, juru bicara CNF, yang mengaku mewakili sebagian besar minoritas Kristen Chin yang berlokasi di Myanmar barat, mengatakan pada hari Rabu bahwa tujuh bom dijatuhkan.
“Beberapa rumah kami hancur akibat serangan udara mereka. Satu bom mendarat di sisi India,” katanya kepada kantor berita AFP.
Media yang berbasis di negara bagian Chin menyiarkan cuplikan dari apa yang diklaim sebagai jet tempur Myanmar dan kerusakan yang ditimbulkan di Camp Victoria dan lokasi di mana sebuah bom mendarat di India. [Aljazeera]
- LBH Se-Indonesia Merespon Sikap Jokowi Usai Akui Pelanggaran HAM Berat
- Pengakuan Negara Atas Pelanggaran HAM Berat Dinilai Masih Belum Cukup: Harus Ada Formal Apology
- Presiden Akui Pelanggaran HAM Berat, Mantan Ketua Komnas HAM Sebut Hadiah Terindah untuk Korban
- KontraS Aceh: Pengakuan Negara Tidak Cukup, Prinsipnya Pemenuhan Hak Korban Secara Utuh