Olimpiade, Pejabat Olimpiade Tokyo Menangis Saat Umumkan Event Digelar
Font: Ukuran: - +
Wakil Direktur Eksekutif sekaligus Direktur Senior Tiket dan Marketing Olimpiade Tokyo 2020, Hidenori Suzuki, menghadiri konferensi pers di mana dia menangis saat mengumumkan bahwa perhelatan Olimpiade dan Paralimpiade harus digelar tanpa penonton di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di Jepang pada Jumat, 9 Juli 2021.(Foto: AP PHOTO/POOL GETTY IMAGES/Yuichi Yamazaki)
DIALEKSIS.COM | TOKYO - Pejabat Olimpiade Tokyo 2020 menangis saat konferensi pers, setelah dia meminta maaf karena event digelar tanpa penonton.
Hidenori Suzuki, direktur senior bagian tiket mengumumkan keputusan itu dalam jumpa pers yang digelar Jumat (9/7/2021).
Panitia memutuskan menghelat Olimpiade tanpa penonton menyusul kenaikan kasus Covid-19 di Jepang.
Karena adanya peningkatan infeksi, pemerintah "Negeri Sakura" terpaksa menerapkan kondisi darurat di Tokyo.
"Bagi masyarakat yang sudah menantikan Olimpiade Tokyo 2020, saya meminta maaf tak bisa memenuhi ekspektasi mereka," kata dia.
Sambil menangis, Suzuki meminta maaf kepada fans yang sudah dua tahun menanti gelaran Olimpiade 2020.
"Bagi mereka yang sudah menunggu untuk menonton laga favorit bersama teman dan keluarga, saya menyesal tak bisa memenuhi harapan mereka," isaknya.
Suzuki menekankan dilansir Sky News, publik yang sudah telanjur membeli tiket akan menerima pengembalian dana.
Pemilik restoran Kouji Sato termasuk yang kecewa dengan keputusan itu. Sebab, dia sudah membeli tiket sebagai hadiah bagi istrinya.
Pria berusia 61 tahun tersebut menuturkan, dia sempat khawatir dengan mekanisme pelaksanaan Olimpiade di tengah Covid-19.
"Tetapi ketika saya mendengar bahwa mereka memutuskan tidak boleh ada penonton, untuk pertama kalinya saya marah," kata dia.
Kekecewaan juga disuarakan oleh Kazunori Takashima, yang sudah menghabiskan banyak uang untuk mengamankan tempat duduknya.
Dia mengaku sudah menggelontorkan 40.000 dollar AS (Rp 579,6 juta) untuk memenuhi impiannya memecahkan rekor dunia menghadiri banyak pertandingan Olimpiade.
Pemilik sebuah kantor real estate di Tokyo itu mengaku sudah menabung bertahun-tahun demi impiannya tersebut.
"Saya terjaga sampai pukul tiga dini hari dengan pikiran yang sama sekali kosong," ujar Takashima saat ditanya reaksinya.
Dia mengungkapkan sudah membeli setidaknya 100 tiket pesta olahraga yang digelar dari 23 Juli sampai 8 Agustus itu.
Pria berusia 45 tahun itu mengatakan, dia tidak pernah absen hadir dalam Olimpiade sejak perhelatan Olimpiade Musim Dingin Torino 2006.
Sebelum Tokyo 2020, dia sudah hadir dalam 106 nomor pertandingan, dan berencana menonton 28 lainnya tahun ini. Untuk saat ini, rekor yang ditetapkan The Guinness World Record berada di angka 128. Karena itu, Takashima berencana memecahkannya di angka 134.
Saya benar-benar tercekat dengan kabar ini. Saya berharap bisa menangis untuk meredakan stres saya," ratapnya.
Meski dia sudah mendapatkan semua uangnya, Takashima mengaku dia sudah tidak bisa lagi menikmati Olimpiade. Dia berkata kini, targetnya adalah memecahkan rekor pada Olimpiade Musim Dingin Beijing tahun depan, atau Olimpiade Paris 2024.
Meski begitu, dia menuturkan kesenangan bisa memecahkan rekor di kampung halaman jelas menjadi kebanggaan tersendiri. (Kompas)