DIALEKSIS.COM | New York - Duta Besar Amarika untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Nikki Haley tiba-tiba mengundurkan diri Selasa 9 Oktober 2018.

Sikap Nikki Haley membuat pejabat AS terkejut, Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo maupun beberapa sekutu kunci AS tidak mendapat kabar dari Haley atau Gedung Putih pengunduran diri, efektif pada akhir tahun.

Presiden Trump dan Haley tidak memberikan alasan spesifik untuk langkah mengejutkan saat mereka duduk bersama selama pertemuan Gedung Putih pada hari Selasa, di mana mereka memuji satu sama lain dan Haley bersikeras dia tidak memiliki ambisi presiden 2020.

"Saya telah memberikan semua yang saya miliki selama delapan tahun terakhir ini," katanya, mengacu pada enam tahun sebagai gubernur Carolina Selatan dan dua tahun di PBB.

"Saya pikir itu bagus untuk berotasi pada orang lain yang dapat menempatkan energi dan kekuatan yang sama ke dalamnya," tambah Haley.

Trump disebut Haley - yang pada tahun 2016 pertama kali mendukung Marco Rubio dan kemudian Ted Cruz untuk kepresidenan - "seseorang yang sangat istimewa bagi saya" selama penampilan bersama mereka.

"Dia melakukan pekerjaan fantastis, dan kami telah melakukan pekerjaan fantastis bersama. Kami telah memecahkan banyak masalah, dan kami sedang dalam proses menyelesaikan banyak masalah, "kata Panglima Tertinggi.

"Pada awalnya, Korea Utara adalah masalah besar, dan sekarang kita bergerak bersama. Ini bergerak dengan sangat baik. "

Kemungkinan penggantian presiden yang disebutkan kemudian termasuk Dina Powell, seorang eksekutif Goldman Sachs dan mantan penasehat keamanan nasional Trump, dan Duta Besar AS untuk Jerman Richard Grenell.

Pada kesempatan itu Haley memuji Putri Pertama Presiden Trump, Ivanka Trump dan suaminya, Jared Kushner, yang Haley sebut sebagai "jenius yang tersembunyi yang tidak seorangpun pahami."

Seorang pejabat mencatat bahwa Trump dan Haley pertama kali berbicara tentang dia pergi sekitar enam bulan yang lalu, tak lama setelah Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton ditunjuk.

Haley telah menyatakan frustrasi bahwa suaranya telah tenggelam ketika keduanya menjadi wajah baru yang agresif dari kebijakan luar negeri Trump, kata pejabat itu. NYP