kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Menlu Prancis Sebut Iran pasok senjata ke Yaman

Menlu Prancis Sebut Iran pasok senjata ke Yaman

Jum`at, 30 Maret 2018 17:32 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSISI.COM, Paris - Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, menuding Iran telah memasok senjata kepada pemberontak Houthi selama tiga tahun mereka berperang melawan koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman.

Pernyataan Le Drian muncul setelah sejumlah wilayah di Arab Saudi, termasuk ibu kota Riyadh menjadi sasaran serangan rudal balistik yang menyebabkan satu orang tewas dan dua lainnya terluka pada Minggu.

"Ada masalah di Yaman, dan itu karena belum dimulainya proses politik. Arab Saudi merasa diserang secara teratur oleh Houthi, yang mendapat pasokan senjata Iran," bela Le Drian kepada radio RTL.

Pekan lalu, Amnesty International mengatakan senjata-senjata yang dipasok oleh Prancis, AS dan Inggris kepada Arab Saudi telah berperan dalam kematian ribuan warga sipil dalam serangan oleh pasukan koalisi. Namun, Le Drian mengatakan, "Kami memiliki kerangka kerja yang sangat ketat yang kami patuhi dengan kewaspadaan besar soal ekspor senjata."

Yaman dilanda perang saudara sejak 2014, ketika kelompok pemberontak Houthi menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah negara, sehingga memaksa pemerintah Yaman yang diakui secara internasional melarikan diri ke Arab Saudi.

Pada 2015, Arab Saudi dan sekutunya AS dan Perancis melancarkan kampanye udara besar-besaran untuk menggulingkan pertahanan Houthi. 

PBB tidak serius

Seorang analis, Saeed Shahabi, mengatakan, PBB tidak memiliki kemauan untuk menghentikan agresi militer Arab Saudi terhadap Yaman. Dia juga menyatakan bahwa badan dunia khawatir bahwa Amerika Serikat dan Inggris akan memveto setiap resolusi yang akan mengakhiri perang tersebut.

"Tentu saja Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat melakukan sesuatu. Jika ada kemauan, di situ ada jalan. Jika Perserikatan Bangsa-Bangsa serius untuk menghentikan perang, ia dapat mengeluarkan resolusi, dapat dikatakan bahwa perang ini ilegal, bahwa perang ini sudah terlalu jauh, dan harus berhenti, ia dapat menyerukan gencatan senjata. Saya tidak berpikir bahwa sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa ingin menghentikan perang ini, "kata Saeed Shahabi kepada Press TV dalam sebuah wawancara pada hari Rabu (28/3/18).

Lebih dari 14.000 orang telah tewas sejak serangan militer Arab Saudi terhadap Yaman pada Maret 2015. Sebagian besar infrastruktur negara Semenanjung Arab, termasuk rumah sakit, sekolah dan pabrik, telah menjadi puing-puing akibat perang berkepanjangan ini.

PBB mengatakan, rekor 22,2 juta warga Yaman membutuhkan bantuan makanan, termasuk 8,4 juta terancam oleh kelaparan yang parah.

Seorang pejabat bantuan PBB yang berpangkat tinggi baru-baru ini memperingatkan kondisi hidup dan "bencana" yang saat ini terjadi di Yaman, yang menyatakan bahwa ada peningkatan risiko kelaparan dan kolera di sana.

Saudi berulangkali melakukan serangan udara di Yaman, sebagian besar korban jiwa serangan Saudi merupakan wanita dan anak-anak, Saudi juga memblokade jalur bantuan pangan dan obat-obatan ke Yaman. (sumber: aa.com,id, islamtime.com) 



Keyword:


Editor :
Ampuh Devayan

riset-JSI
Komentar Anda