Jum`at, 03 Oktober 2025
Beranda / Berita / Dunia / Menara Eiffel Tutup karena Aksi Mogok Nasional di Prancis

Menara Eiffel Tutup karena Aksi Mogok Nasional di Prancis

Jum`at, 03 Oktober 2025 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Menara Eiffel di Kota Paris, Perancis. [Foto: Shutterstock]


DIALEKSIS.COM | Paris - Ikon wisata paling terkenal di Prancis, Menara Eiffel, ditutup untuk umum pada Kamis (2/10/2025) akibat aksi mogok nasional yang melibatkan ribuan pekerja dari berbagai sektor.

Penutupan ini diumumkan secara resmi oleh pihak pengelola Menara Eiffel dalam sebuah pernyataan kepada publik.

“Karena aksi mogok nasional, Menara Eiffel tidak dapat menerima pengunjung hari ini,” tulis pengelola dalam pernyataan tertulis yang dipasang di situs resmi dan pintu masuk lokasi wisata tersebut.

Penutupan ini terjadi di tengah gelombang unjuk rasa yang meluas di lebih dari 200 kota di seluruh Prancis. Aksi ini dipicu oleh penolakan terhadap rencana pemangkasan anggaran dan tuntutan agar pajak untuk orang kaya dinaikkan.

Di Paris, ribuan demonstran -- terdiri dari pekerja, mahasiswa, hingga pensiunan -- memadati jalan-jalan sejak siang, dimulai dari kawasan Place d'Italie.

“Menara Eiffel adalah simbol Prancis, dan penutupannya hari ini juga menjadi simbol bahwa ada yang tidak beres,” kata Antoine Lefevre, salah satu pegawai layanan publik yang ikut serta dalam aksi. “Kalau sampai tempat seperti ini ditutup, itu artinya dampak pemogokan tidak bisa diabaikan.”

Aksi ini adalah bagian dari pemogokan nasional yang diserukan oleh serikat pekerja utama di Prancis, menekan pemerintahan Perdana Menteri baru Sébastien Lecornu untuk membatalkan rencana anggaran yang dianggap mengancam jaminan sosial dan daya beli masyarakat.

Meski transportasi metro dan kereta cepat tetap beroperasi sebagian, sektor pariwisata dan pelayanan publik ikut terdampak. Selain Menara Eiffel, sejumlah museum dan institusi budaya juga melaporkan pengurangan jam operasional atau pembatalan tur.

Sophie Binet, Ketua Serikat CGT, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar protes rutin. “Ini adalah seruan agar pemerintah mendengar suara rakyat sebelum mengambil keputusan yang menyangkut hidup banyak orang,” ujarnya di stasiun berita BFM TV.

Menurut data Kementerian Dalam Negeri, sekitar 85.000 orang telah turun ke jalan hingga tengah hari di luar Paris. Meskipun jumlah itu lebih kecil dibanding aksi bulan lalu, dampaknya terasa luas, terutama pada sektor vital seperti transportasi dan pariwisata. [AP/abc news]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
bpka - maulid