Beranda / Berita / Dunia / Lebih Dekat dengan Vanuatu, Negara Kecil yang Recok.

Lebih Dekat dengan Vanuatu, Negara Kecil yang Recok.

Senin, 04 Februari 2019 10:05 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : nur

DIALEKSIS | Banda Aceh - Enam Belas Tahun yang silam, tepat di hari kemerdekaan RI ke-58, tahun 2003 lalu, Vanuatu pernah mengakui kemerdekaan Aceh. Hal itu ditandai dengan pembukaan kantor Pemerintah Negara Aceh di Port Villa. Padahal sebelum itu, Pemerintah Indonesia pernah melakukan protes keras kepada negara kecil di lautan pasifik ini terkait dengan dukungan politik terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM). Protes ini dilakukan pada awal maret 2003. Sungguh pengakuan yang menggores kesatuan Republik Indonesia.

Belakangan ini kita mendengar maraknya pemberitaan tentang pengakuan Vanuatu terhadap dukungannya kepada Gerakan Papua Merdeka. Delegasi Vanuatu yang melakukan kunjungan kehormatan ke kantor KTHAM pada 25 Januari 2019 dengan mengikutsertakan Benny Wenda, pimpinan kelompok separatis Papua, untuk masuk dalam pertemuan Dewan HAM PBB. Vanuatu kembali begitu 'gatal' mengurusi perpolitikan Indonesia.

Bagaimanakah sebenarnya negara ini, sehingga begitu berani terhadap pemerintah Indonesia? Dialeksis telah mengumpulkan beberapa fakta tentang negara ini.

Republik Vanuatu menjadi negara terkecil di dunia dengan total penduduk hanya 270 ribu jiwa. Yang mana sebagian besar penduduk Vanuatu berbicara dalam bahasa Inggris.

Vanuatu memiliki pasukan bersenjata, yaitu  Angkatan Kepolisian Vanuatu (VPF) dan sayap paramiliter, Angkatan Bergerak Vanuatu (VMF). Terdapat 547 petugas kepolisian yang menjadi dua komando utama polisi: satu di Port Vila dan satu di Luganville.

Vanuatu sudah bergabung dengan Bank Pembangunan Asia, Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, Agence de Coopration Culturelle et Technique, la Francophonie dan Commonwealth of Nations.

Vanuatu adalah negara kecil, mirip pulau terpencil di tengah laut. Dengan banyak gunung berapi, salah satunya Gunung Yasur yang masih aktif.

Dengan Posisinya di lautan pasifik, Vanuatu menjadi negara dengan indeks bahaya yang tinggi. Menurut UNU-EHS (Universitas PBB untuk Lingkungan dan Keamanan Manusia) indeks risiko bahaya Vanuatu adalah 36,43 persen, sesuai dengan World Risk Report pada tahun 2015

Vanuatu mempertahankan ikatan Kerjasama yang kuat dengan Australia, Uni Eropa (khususnya Perancis dan Inggris) dan Selandia Baru. Australia sekarang menyediakan sebagian besar bantuan eksternal, termasuk kepolisian, yang memiliki sayap paramiliter.

Agaknya, inilah alasan beraninya Vanuatu. Kuatnya kerjasama Vanuatu dengan negara-negara tersebut, membuat Vanuatu begitu berani ikut mengurusi perpolitikan Indonesia.(ni)

Keyword:


Editor :
Administrator

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda