Kunjungan Wisatawan Mulai Meningkat, Wisata Arab Saudi Mulai Pulih
Font: Ukuran: - +
Hiking di pegunungan Abha menjadi salah satu wisata alam yang ditawarkan Arab Saudi. (Foto: ihram.co.id)
DIALEKSIS.COM | Dubai - Arab Saudi sedang bersiap memulihkan ekonominya dengan cepat, utamanya dalam bidang pariwisata. Menteri Pariwisata, Ahmed Al-Khateeb, menyebut negara tersebut belum merevisi target pengunjungnya untuk tahun 2021, meskipun ada pandemi Covid-19.
Pemerintah bersiap membuka kembali perbatasannya untuk turis asing pada Januari. Kerajaan Saudi menggunakan jawatannya dari kelompok ekonomi terbesar 20 untuk memfasilitasi dimulainya kembali perjalanan global.
"Jika negara-negara saat ini membuka perbatasannya, kami akan siap untuk berlari cepat, dan inilah rencananya," kata Al-Khateeb dilansir di Gulf News, Ahad (27/9/2020).
Penasihat utama Putra Mahkota Mohammed bin Salman ini menyebut, Kerajaan meyakini orang-orang ingin bepergian dan akan terus melakukannya. Meski demikian, untuk menjalankan rencana mereka, Saudi menilai dibutuhkan koordinasi.
Pandemi Covid-19 disebut memaksa arab saudi menutup perbatasannya pada bulan Maret. Keputusan ini menggagalkan ambisi pemerintah memperluas industri perjalanannya selama enam bulan, setelah mengizinkan wisatawan mengunjungi negara itu untuk pertama kalinya.
Meski jumlah pengunjung internasional merosot, ledakan pariwisata domestik melampaui proyeksi resmi. Hal tersebut dinilai membantu mengimbangi penurunan yang ada.
Pariwisata adalah bagian penting dari rencana Arab Saudi mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak. Virus Covid-19 menghancurkan industri secara global. Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia memperkirakan hilangnya 100 juta pekerjaan akibat pandemi ini.
"Target resmi pariwisata untuk tahun depan tetap tidak berubah. Pemerintah masih berencana memperluas sektor tersebut, guna menghasilkan 10 persen dari hasil ekonomi pada tahun 2030," lanjutnya.
Al-Khateeb menyebut Kerajaan Saudi memiliki keinginan membangun ekosistem dengan menyiapkan kampanye internasional yang siap. Kerajaan ingin mengembangkan pengalaman pengunjung dan siap menerima sesuai angka yang ditargetkan.
Dikutip dari ihram.co.id, Pariwisata Saudi kemungkinan mengalami penyusutan sebanyak 45 persen tahun ini. Pemerintah mengeluarkan sekitar 500.000 visa sebelum menutup perbatasannya yang ditangguhkan Maret lalu. Selama ini, pariwisata Saudi sebagian besar terdiri dari ziarah religius Islam seperti umrah.
"Sejak penutupan itu, lonjakan perjalanan domestik 50 persen lebih besar dari yang diproyeksikan pejabat. Hal tersebut membantu menyelamatkan bisnis dan pekerjaan," kata Al-Khateeb.