Krisis Energi Ancam Eropa, Warga Setempat Mulai Was-was
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi pipa gas. [Foto: AFP/Nikolay Doychinov]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Malapetaka baru yakni krisis energi di Eropa sepertinya memang segera datang. Sejumlah warga di beberapa negara mulai was-was dengan kondisi yang akan terjadi.
Di Prancis, warga mulai membeli kompor kemah, generator listrik, dan obor. Ini sebagai antisipasi jika aliran listrik padam pada musim dingin ini.
Antisipasi itu terjadi setelah pemerintah memperingatkan kemungkinan matinya listrik akibat berhentinya operasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Belum lagi gangguan pasokan gas Rusia, imbas dari perang dengan Ukraina.
"Saya memeriksa perlengkapan berkemah gunung kami dan menemukan bahwa kami membutuhkan lampu jika ada pemutusan aliran listrik," kata seorang warga yang mengidentifikasi dirinya sebagai Philippe, melansir Reuters, Rabu (21/12/2022).
Manajer toko luar ruangan di rantai barang olahraga Au Vieux Campeur di Paris, Bastien Crouzillac, juga mengakui hal serupa. Ia melihat warga membeli kompor berkemah, lentera, dan senter kepala yang biasanya dijual kepada pejalan kaki.
"Kami telah memperhatikan pelanggan baru Paris yang cukup khawatir mereka akan menemukan diri mereka tanpa listrik," kata Crouzillac.
Crouzillac menyebut penjualan lentera berkemah dengan harga antara 29 hingga 90 euro (Rp450 ribu - Rp1,4 juta) meningkat cepat. Ini termasuk kompor berkemah yang harganya menjadi 200 euro (Rp 414 ribu - Rp 3,3 juta) alias meningkat 10 kali lipat bulan ini.
Sementara itu, direktur umum sebuah produsen generator listrik Gelec Energie, Armand Alexanian, mengaku gudang penyimpanan perusahaan yang luas di Plerin, telah kosong. Ini karena produknya diborong banyak orang.
Pengelola supermarket di La Verrie, Prancis barat laut, Guillaume Ordronneau, juga mengaku membeli generator dengan harga fantastis. Ini mencapai 20.000 euro (Rp331 juta).
"Satu pemadaman listrik yang berlangsung selama dua jam akan mengakibatkan hilangnya produk segar dan beku senilai 45.000 euro (Rp745 juta)," katanya.
"Jumlah yang sesuai dengan harga generator cadangan," tegasnya.
Tak hanya Prancis, fenomena ini juga terjadi di Inggris. Di mana warga berbondong-bodong membeli generator, kompor berkemah, dan obor serupa dengan gelombang pembelian.
Ini terjadi setelah National Grid pada Oktober memperingatkan bahwa negara itu dapat menghadapi pemadaman listrik jika tidak dapat mengimpor listrik dari Eropa. (CNBC Indonesia)
- Gandeng ESDM, Alumni Lemhannas Aceh Gelar Ngopi Kebangsaan Terkait Kesiapan Transisi Energi
- Twitter Tangguhkan Akun Jurnalis Terkemuka, Eropa Peringatkan Sanksi
- Hari Kedua di Brussels, Presiden Akan Hadiri KTT ASEAN-Uni Eropa dan Sejumlah Pertemuan
- Bertolak ke Belgia, Presiden Jokowi Akan Hadiri KTT ASEAN-Uni Eropa