kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Krisis Diplomatik Arab Saudi dan Kanada Kian Meruncing

Krisis Diplomatik Arab Saudi dan Kanada Kian Meruncing

Rabu, 08 Agustus 2018 11:55 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM I Riyadh - Sebuah pesan Twitter dari Chrystia Freeland, menteri luar negeri Kanada, pada Kamis pekan lalu memicu kemarahan kerajaan di Riyadh. Menlu Kanada ini mengritik aksi penangkapan sejumlah aktivis perempuan di Arab Saudi, diantaranya Samar Badawi yang saudara perempuan blogger Raif Badawi.

Blogger kenamaan yang kini meringkuk di penjara di Saudi Arabia, karena tuduhan "menghina Islam" itu adalah pemenang DW-Freedom of Speech Award, Sementara istri Raif Badawi, Ensaf Haidar dan ketiga anak mereka, belum lama  ini mendapat kewarganegaraan Kanada.

Pemerintah Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir menangkapi puluhan perempuan pengkampanye hak asasi, dengan tuduhan merongrong keamanan nasional dan bekerjasama dengan musuh asing.

Dalam cuitannya via Twittter, Menlu Kanada Freeland mengimbau pemerintah di Riyadh untuk membebaskan Raif dan Samar Badawi.

Persona non Grata

Sebagai reaksi atas kritik situasi hak asasi manusia itu, Arab Saudi hari Senin (6/7) menyatakan "persona non grata" alias mengusir Denis Horak, duta besar Kanada di Riyadh,  dan memberi waktu 24 jam untuk meninggalkan negara Timur Tengah itu. Dalam waktu bersamaan, Riyadh juga menarik pulang dutabesarnya dari Kanada.

Kementrian luar negeri Arab Saudi menyatakan, kritik Kanada ini merupakan campur tangan urusan dalam negeri negara lain, yang melanggar semua norma dan protokol diplomatik. Riyadh juga membekukan semua kerjasama ekonomi dan investasi dengan Ottawa.

Krisis makin meruncing, setelah maskapai penerbangan Saudia Airlines mengumumkan, mulai pekan depan menghentikan semua penerbangan ke Toronto, Kanada. Juga ribuan mahasiswa asal Saudi Arabia yang saat ini kuliah di Kanada akan direlokasi ke negara lain. Demikian penegasan kementrian luar negeri di Riyadh.

Menlu Kanada Chrystia Freeland menyatakan khawatir dengan perkembangan terbaru ini. Tapi ia juga menegaskan, bahwa Kanada akan tetap berjuang untuk melindungi hak asasi manusia, termasuk hak kaum perempuan dan kebebasan berpendapat di seluruh dunia. (DW)


Keyword:


Editor :
Sadam

riset-JSI
Komentar Anda