Krisis di Timur Tengah: Lebanon Terperangkap dalam Eskalasi Konflik Regional
Font: Ukuran: - +
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell. Foto: David Fernandez/EFA
DIALEKSIS.COM | Dunia - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, memberikan peringatan serius terkait situasi di Lebanon yang semakin terperangkap dalam konflik regional akibat perang Israel di Gaza, Sabtu 6/01/2024).
Borrell menekankan pentingnya menghindari eskalasi regional di kawasan Timur Tengah dan memperingatkan Israel bahwa tidak akan ada pemenang dalam konflik tersebut.
Pernyataan ini disampaikan pada konferensi pers bersama Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati, setelah Borrell melakukan pembicaraan dengan pejabat tinggi pemerintah Lebanon untuk membahas peristiwa di Gaza dan sekitarnya. Dalam diskusi ini, mereka membahas dampak peperangan dan situasi di perbatasan Israel-Lebanon.
Borrell mencatat adanya intensifikasi baku tembak di Jalur Biru, merujuk pada garis demarkasi antara Lebanon dan Israel yang dikenal sebagai Garis Biru, ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2000.
"Konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah di perbatasan telah meningkat sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, diikuti oleh serangan balasan Israel di Gaza," ujarnya.
Dalam perkembangan terkini, Hizbullah mengklaim telah menembakkan roket ke Israel, sedangkan Israel menyebutnya sebagai respons terhadap serangan teroris. Pada 2 Januari, serangan pesawat tak berawak Israel di selatan Beirut menewaskan wakil ketua Hamas, Saleh al-Arouri, menimbulkan kecaman dari Hizbullah.
Situasi semakin rumit dengan kelompok Houthi di Yaman, yang bersekutu dengan Iran, yang menunjukkan tekad untuk terus menyerang jalur pelayaran Laut Merah hingga Israel menghentikan serangan di Gaza.
Di tengah krisis ini, diplomat-diplomat terkemuka dari Amerika Serikat dan Uni Eropa mengunjungi wilayah tersebut, berusaha mencari solusi untuk menghentikan dampak buruk dari pertempuran yang terus berlanjut. [Reuters]