Korban Tewas Topan Freddy di Afrika Tenggara Capai 522 Jiwa
Font: Ukuran: - +
Warga mensurvei kerusakan yang disebabkan oleh Topan Freddy di Chilobwe, Blantyre, Malawi. [Foto: Eldson Chagara/Reuters]
DIALEKSIS.COM | Dunia - Jumlah korban tewas di Afrika tenggara akibat Topan Tropis Freddy yang sangat lama telah meningkat menjadi 522, menurut pihak berwenang di Malawi, Mozambik, dan Madagaskar.
Otoritas manajemen bencana di Malawi, yang paling terpukul oleh topan, melaporkan pada Sabtu (18/7/2023) bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 438. Presiden Malawi, Lazarus Chakwera, mengumumkan masa berkabung nasional selama 14 hari pada Kamis (16/7/2023).
Ada ratusan pusat evakuasi didirikan di seluruh negeri untuk korban selamat.
Topan Freddy meninggalkan jejak kehancuran di Afrika tenggara. Mozambik dan negara kepulauan Madagaskar juga terkena dampaknya.
Di Mozambik, setidaknya 67 orang tewas, menurut Presiden Filipe Nyusi, dengan 50 ribu lebih warga mengungsi.
Diperkirakan jumlah korban tewas di kedua negara akan terus meningkat. Setidaknya 17 orang tewas di Madagaskar.
Topan Freddy pertama kali singgah pada 21 Februari di Madagaskar. Dari sana, badai berpindah ke Mozambik dan kemudian kembali melintasi Samudra Hindia. Pada 11 Maret, mencapai Mozambik untuk kedua kalinya dan kemudian pindah ke Malawi.
“Banyak daerah tidak dapat diakses, membatasi pergerakan tim penilai dan kemanusiaan serta persediaan penyelamat hidup,” kata Paul Turnbull, direktur Program Pangan Dunia di Malawi.
“Tingkat sebenarnya dari kerusakan hanya akan terungkap setelah penilaian selesai," tambah Turnbull.
Kedua negara tersebut telah menghadapi wabah kolera sebelum topan melanda dan ada kekhawatiran bahwa banjir dapat memperburuk penyebaran penyakit yang terbawa air. Mozambik juga menghadapi serangan dan banjir pertama Freddy di awal tahun.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah memperburuk aktivitas siklon, membuatnya lebih basah, lebih intens, dan lebih sering. [Aljazeera]