Rabu, 02 April 2025
Beranda / Berita / Dunia / Ketimpangan Ekonomi Mengancam Kesejahteraan Anak di Swedia

Ketimpangan Ekonomi Mengancam Kesejahteraan Anak di Swedia

Jum`at, 28 Maret 2025 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi bendera Swedia. FOTO/iStockphoto


DIALEKSIS.COM | Swedia - Sebuah survei terbaru mengungkap bahwa satu dari tiga orang tua tunggal di Swedia mengalami kesulitan dalam menyediakan cukup makanan bagi keluarga. Temuan ini semakin menyoroti meningkatnya ketimpangan ekonomi yang sangat dirasakan oleh anak-anak di negara tersebut.

Survei yang dilakukan oleh Verian antara 30 Januari hingga 21 Februari lalu, menunjukkan bahwa 29% rumah tangga orang tua tunggal kesulitan memberi makan keluarga secara memadai - peningkatan sembilan poin persentase dari tahun sebelumnya. Penelitian ini ditugaskan oleh empat organisasi: Majblomman, Palang Merah, Radda Barnen (cabang Save the Children Swedia), serta asosiasi penyewa Hyresgastforeningen.

Menurut Ase Henell, sekretaris jenderal asosiasi bantuan Majblomman, kondisi ini sangat mengkhawatirkan. “Kami melihat bahwa ibu dan ayah tunggal dengan anak-anak yang tidak memiliki penghasilan besar berada dalam situasi yang sangat, sangat buruk di Swedia saat ini,” ujarnya kepada AFP. 

Ia menambahkan, “Mereka harus memilih antara membeli makanan atau pakaian, sehingga anak-anak kehilangan kesempatan untuk mengikuti pelatihan olahraga, les musik, atau kegiatan sosial lainnya.

”Inflasi yang tinggi selama beberapa tahun terakhir, terutama kenaikan harga pangan, telah menambah beban ekonomi bagi banyak rumah tangga. Di samping itu, pembayaran hipotek yang besar akibat suku bunga tinggi juga turut memperparah situasi keuangan keluarga.

Dampak dari ketimpangan ekonomi ini tidak hanya terlihat dari segi kebutuhan pokok, tetapi juga dari akses terhadap kegiatan sosial dan pendidikan. Banyak anak-anak bahkan harus mengurangi partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memberikan pengalaman berharga dalam perkembangan sosial mereka.

Ulrika Modeer, sekretaris jenderal Palang Merah Swedia, menyatakan, “Situasinya semakin memburuk bagi orang-orang yang hidup di pinggiran. Anak-anak adalah yang paling terpengaruh oleh kesenjangan ekonomi dan terlalu cepat terbebani dengan konsekuensinya.” 

Ia menyoroti bahwa anak-anak sudah bisa merasakan dampak ketidakpastian ekonomi sejak usia dini, bahkan sampai memperhatikan jadwal pembayaran gaji dan tunjangan sosial orang tua mereka.

Selain itu, banyak remaja yang baru mendapatkan pekerjaan musim panas mendapati kesulitan untuk membayar transportasi umum, padahal hal ini sangat penting agar mereka dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti pergi bekerja atau bersekolah.

Untuk meringankan beban tersebut, Majblomman telah meningkatkan bantuan keuangannya sebesar 12 juta krona dalam dua tahun terakhir. “Kami menyediakan kartu transportasi untuk membantu anak-anak agar bisa mendapatkan gaji pertama mereka, sehingga mereka tetap dapat mengakses transportasi umum,” jelas Henell.

Keempat organisasi yang terlibat dalam survei tersebut mengajak pemerintah Swedia untuk meningkatkan pembayaran tunjangan keluarga dan mengindeksnya terhadap inflasi. Selain itu, mereka juga mendorong agar pemerintah menyediakan fasilitas rekreasi gratis dan transportasi umum bagi anak-anak, sebagai upaya mengurangi dampak negatif dari ketimpangan ekonomi.

Situasi ini menjadi peringatan penting akan perlunya langkah konkret dari pemerintah untuk memastikan kesejahteraan anak dan keluarga, terutama di tengah tantangan ekonomi global yang terus berkembang.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI