Keterlambatan Penghitungan Suara di Pakistan Memicu Tuduhan Kecurangan
Font: Ukuran: - +
Penghitungan suara dilakukan setelah pemilihan umum, Kamis (8/2/2024) kemarin yang diwarnai dengan penghentian layanan telepon seluler dan kerusuhan yang disertai kekerasan. [Foto: BBC]
DIALEKSIS.COM | Pakistan - Penghitungan suara dilakukan setelah pemilihan umum, Kamis (8/2/2024) kemarin yang diwarnai dengan penghentian layanan telepon seluler dan kerusuhan yang disertai kekerasan.
Banyak analis mengatakan ini adalah salah satu pemilu di Pakistan yang paling tidak kredibel dan hasilnya lambat keluar dibandingkan pemilu sebelumnya dan menimbulkan adanya dugaan kecurangan.
Sekitar 44 partai bersaing untuk mendapatkan kursi di Majelis Nasional, namun banyak pakar sepakat hanya ada satu kandidat untuk posisi teratas, yaitu mantan perdana menteri Nawaz Sharif.
Dahulu dipandang sebagai penentang militer Pakistan yang kuat, Sharif kini dipandang sebagai kandidat pilihan mereka dalam perubahan nasib yang dramatis.
Sementara itu Mantan PM Imran Khan telah dilarang mencalonkan diri, setelah digulingkan dari kekuasaan dan sekarang dipenjara karena beberapa tuduhan korupsi.
Namun popularitas Imran Khan tidak surut bahkan dari balik jeruji besi, dan banyak dari partai PTI yang dipimpinnya mencalonkan diri sebagai kandidat independen.
Kandidat pertama Bilalwal Bhutto Zardari, putra mantan pemimpin Benazir Bhutto, juga ikut mencalonkan diri. [BBC]