Kebijakan AS Terkait Sistem Rudal Ditujukan ke Korut
Font: Ukuran: - +
Rudal balistik antarbenua Hwangsong-14 Korea Utara. Foto/KCNA
DIALEKSIS.COM | Dunia - Seorang jenderal top Pentagon blakblakan bahwa sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) saat ini ditujukan kepada Korea Utara (Korut) dan bukan untuk Rusia, China atau pun Iran.
Jenderal Angkatan Udara John Hyten, Wakil Ketua Kapal Staf Gabungan, mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Center for Strategic International Studies, lembaga think tank yang berbasis di Washington, DC.
"Korea Utara terus bergerak maju dalam kemampuan mereka, yang berarti di sisi pertahanan, kami harus terus bergerak maju juga,” katanya.
"Kemampuan pertahanan rudal nasional kami jelas terfokus pada Korea Utara sekarang," lanjut dia. ”Bukan pada China, Rusia dan Iran,” imbuh dia yang dilansir Stars and Stripes, Kamis (25/2/2021).
Jenderal Hyten mengatakan AS harus terus mengembangkan kemampuannya untuk menembak jatuh rudal jarak jauh Korea Utara.
“Ada kemungkinan mereka benar-benar akan menembaki kami,” katanya. “Oleh karena itu, kami menginginkan kemampuan untuk menembak jatuh.”
Baca juga: Turki Produk Rudal Anti Kapal Buatan Lokal
Korea Utara belum menguji senjata nuklir atau rudal balistik antarbenua (ICBM) sejak akhir 2017, tetapi uji coba rudal jarak pendek terus berlanjut, dan ICBM terbesar di negara itu ditampilkan selama parade militer di Pyongyang pada bulan Oktober lalu.
"Kami harus memastikan bahwa, saat kami melangkah maju, kami mempertahankan kemampuan untuk menolak kemampuan Korea Utara untuk secara efektif menyerang Amerika Serikat dengan percaya diri," kata Hyten.
Pandangannya digaungkan oleh Ralph Cossa, mantan perwira Angkatan Udara dan presiden emeritus dari lembaga think tank Pacific Forum di Honolulu.
“Kemungkinan Korea Utara akan menembakkan rudal ke wilayah AS atau sekutunya, meski [kemungkinan] rendah, jauh lebih tinggi daripada serangan rudal dari China atau Rusia dan, oleh karena itu, menimbulkan ancaman langsung terbesar,” kata Cossa hari Kamis dalam email kepada Stars and Stripes.
"Dalam hal kemampuan, tentu saja, hanya Rusia yang menjadi ancaman eksistensial bagi AS, yang memiliki kemampuan menghancurkan kami (dan kemanusiaan) beberapa kali lipat (seperti halnya kami)," katanya. “Alasan mengapa probabilitas rendah dalam semua kasus adalah kemampuan kami untuk membalas secara besar-besaran.”
Baca juga: China Berhasil Uji Rudal Antibalistik, Cegat Misil Balistik Jarak Menengah
AS sendiri telah menunjukkan kemampuan ofensifnya pada hari Rabu lalu ketika tim penerbang Global Strike Command [Komando Serangan Global] meluncurkan ICBM Minuteman III yang tidak dipasangi hulu ledak nuklir dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg, California.
"Uji tembak tersebut menunjukkan bahwa penangkal nuklir Amerika Serikat aman, terjamin, andal, dan efektif untuk mencegah ancaman abad ke-21 dan meyakinkan sekutu kita," kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan.
“Sistem pertahanan rudal Amerika tidak dirancang untuk menghilangkan stabilitas strategis dengan Rusia, tetapi lebih pada pertahanan terhadap kemampuan peluncuran tunggal atau lebih kecil dari Korea Utara atau musuh lain yang lebih mungkin,” kata Cossa.
Baca juga: Kali Ini Iran Kembali Uji Rudal, Tembakan ke Arah Samudera Hindia
"Kami akan sangat tertekan untuk bertahan dari serangan habis-habisan oleh Rusia atau, kemungkinan besar, terhadap China karena mereka kemungkinan dapat membanjiri sistem pertahanan kami," katanya.
Menurut Riki Ellison, pendiri Aliansi Advokasi Pertahanan Rudal, yang melobi pertahanan, penyebaran, dan pengembangan rudal, mengatakan China jelas merupakan ancaman rudal bagi AS dan sekutunya di kawasan Indo-Pasifik [sindonews.com].