Joe Biden: Akhir Karier Lima Dekade yang Penuh Dinamika dan Perjuangan
Font: Ukuran: - +
Presiden Joe Biden. Foto: Net
DIALEKSIS.COM | Washington - Presiden Joe Biden mengakhiri perjalanan politiknya yang panjang dan penuh warna dengan sebuah pidato perpisahan yang emosional. Dalam pidatonya kepada korps diplomatik, para pemimpin militer, dan bangsa Amerika, Biden menyampaikan pesan terakhirnya sebagai presiden.
Namun, di balik kata-kata tersebut, tersimpan kenyataan pahit: akhir masa jabatannya tidak sesuai dengan yang ia bayangkan selama lima dekade kariernya di Washington.
Biden meninggalkan Gedung Putih dengan berat hati. Ia merasa masih memiliki kontribusi besar untuk bangsa, meskipun kesehatannya mulai menurun dan semangatnya terkikis oleh berbagai tantangan. Selama masa jabatannya, ia mencatatkan prestasi yang signifikan, tetapi juga menghadapi kritik tajam, baik dari rekan-rekannya maupun publik.
Prestasi yang Berliku
1. Mengakhiri Perang Terpanjang
Biden adalah presiden pertama dalam beberapa dekade yang tidak mewariskan konflik Afghanistan kepada penerusnya. Keputusan untuk menarik pasukan Amerika dari perang terpanjang itu adalah langkah berani, tetapi penarikan yang kacau dan mematikan menciptakan keraguan akan kompetensinya sebagai pemimpin.
2. Menyatukan Aliansi untuk Melawan Rusia
Invasi Rusia ke Ukraina menjadi ujian besar bagi kepemimpinannya. Biden berhasil memulihkan aliansi Amerika dengan negara-negara Barat, memperkuat dukungan untuk Ukraina. Namun, perang yang berkepanjangan tanpa solusi konkret terus membebani reputasinya. Di Timur Tengah, kesepakatan gencatan senjata di Gaza juga menjadi pencapaian besar, meski harus berbagi pujian dengan pendahulunya, Donald Trump.
3. Transformasi Ekonomi dan Infrastruktur
Biden meluncurkan investasi besar di sektor infrastruktur dan manufaktur, menciptakan ribuan lapangan kerja baru. Meski demikian, dampak kebijakan ini diperkirakan baru akan terlihat dalam beberapa tahun mendatang. Sayangnya, lonjakan inflasi selama masa kepemimpinannya membuat banyak rakyat Amerika merasa skeptis terhadap keberhasilannya.
Warisan dan Kritik
Sebagai salah satu presiden tertua yang memimpin Amerika, Biden menghadapi tantangan dalam mengatasi sentimen publik yang meragukan kemampuannya karena faktor usia. Keputusannya untuk memberikan pengampunan kepada putranya, Hunter Biden, juga memunculkan kontroversi yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap integritasnya.
Di akhir masa jabatannya, Biden tetap berupaya membangun warisan positif. Ia menandatangani sejumlah kebijakan eksekutif untuk memperkuat agenda lingkungan, imigrasi, dan hubungan luar negeri. Namun, para kritikus menilai Biden kurang berhasil dalam menyampaikan keberhasilannya kepada publik.
“Masa Jabatan Saya Berakhir, tetapi Pekerjaan Masih Berlanjut”
Dalam pidatonya yang penuh emosi, Biden menekankan bahwa upayanya untuk membawa Amerika ke arah yang lebih baik belum selesai. "Benih-benih perubahan telah ditanam dan akan tumbuh selama beberapa dekade mendatang," ujar Biden, seperti dilaporkan CNN.
Ia juga memperingatkan bahaya "kompleks industri teknologi" yang ia sebut sebagai ancaman bagi demokrasi.
Namun, warisan Biden sebagai presiden tetap menjadi perdebatan. Para pendukungnya percaya sejarah akan lebih menghargai kebijakan yang ia terapkan.
"Pada substansi, saya yakin Joe Biden akan dipandang sangat baik oleh para sejarawan," kata Jim Clyburn, seorang anggota kongres dari Partai Demokrat.
Akhir yang Berat di Tengah Kritik
Meskipun banyak prestasi yang dicapai, Biden meninggalkan Gedung Putih di tengah hubungan yang kurang harmonis dengan sejumlah mantan sekutu, termasuk Wakil Presiden Kamala Harris. Hubungannya dengan partai juga renggang, terutama setelah munculnya desakan agar ia mundur lebih awal untuk memberi jalan kepada calon baru dalam menghadapi Trump.
Bagi Biden, akhir perjalanan ini adalah momen refleksi mendalam. Ia tetap yakin bahwa visinya untuk Amerika akan diteruskan, meskipun tidak lagi berada di kursi kekuasaan.
"Pekerjaan ini bukan tentang saya, melainkan tentang kita semua," tutupnya dalam pidato yang menyentuh hati.