Jelang Lebaran, Kebakaran Besar Hanguskan Pasar Pakaian Populer di Dhaka
Font: Ukuran: - +
Kebakaran berkobar di pasar populer untuk pakaian murah di ibu kota Bangladesh, Dhaka. [Foto: Mahmud Hossain Opu/AP Photo]
DIALEKSIS.COM | Dunia - Kebakaran besar telah memusnahkan ribuan toko di pasar pakaian populer di ibu kota Bangladesh, Dhaka, dengan pemilik toko mengalami kerugian beberapa minggu sebelum Idul Fitri 1444 H.
Ratusan petugas pemadam kebakaran dan personel tentara berjuang melawan api saat kebakaran di pasar pakaian itu, mengubahnya menjadi tumpukan abu. Kobaran api dapat dikendalikan pada pukul 12:45 waktu setempat (06:45 GMT) lebih dari enam jam setelah dimulainya Pasar Bangabazar pada Selasa (4/4/2023) pagi.
Beberapa orang terluka tetapi sejauh ini tidak ada kematian yang dilaporkan. Pihak berwenang masih berusaha mencari tahu penyebab kebakaran itu.
DM Habib, seorang pejabat di Asosiasi Pemilik Toko Bangabazar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya 3.000 toko, sebagian besar terbuat dari timah dan kayu, habis terbakar.
“Pasar memiliki produk garmen siap pakai yang bernilai ratusan juta. Sebagian besar toko memiliki stok tambahan karena Idul Fitri tinggal dua minggu lagi,” kata Habib.
“Saya tidak dapat menggambarkan kerugian besar yang kita semua alami," tambahnya.
Sebagian besar pedagang mengungkapkan kesedihan dan ketidakberdayaan.
“Saya meminjam 1,5 juta taka (Rp210 juta)) untuk membeli pakaian Idul Fitri,” kata seorang pemilik bisnis. "Aku telah kehilangan segalanya."
Pemilik toko Akter Hossain dan dua stafnya terlihat mencoba mengeluarkan stok pakaian dari toko mereka yang terbakar sementara warga yang menyaksikan menghentikan mereka mendekati api.
“Saya baru saja menginvestasikan sekitar satu juta taka (Rp141 juta) untuk membeli pakaian baru menjelang Idul Fitri. Semua itu telah berubah menjadi abu. Bagaimana saya bisa pulih dari kerugian?” kata Hossain yang meratap kepada Al Jazeera, Selasa (4/4/2023).
Bangabazar, dikelola oleh Dhaka South City Corporation, memiliki sejarah bahaya kebakaran yang panjang. Menurut data resmi, setidaknya ada enam insiden kebakaran kecil hingga sedang di pasar dalam satu dekade terakhir.
“Api kali ini sangat besar,” kata Habib. “Ini mengingatkan saya pada kebakaran tahun 1995 yang membakar seluruh pasar.”
Pasar tersebut merupakan tujuan populer bagi merek fesyen Barat dengan harga murah seperti Tommy Hilfiger, yang menjual pakaian yang diproduksi di pabrik garmen di kota tersebut tetapi gagal memenuhi standar ekspor. [Aljazeera]