Italia Perketat Aturan Bagi Kapal Penyelamat Pencari Suaka
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Dunia - Pemerintah sayap kanan Italia telah menyetujui langkah-langkah baru untuk mendenda badan amal yang menyelamatkan pencari suaka di laut dan menyita kapal mereka jika mereka melanggar peraturan baru, yang kemungkinan membahayakan nyawa ribuan orang.
Sebuah keputusan kabinet pada hari Kamis (29/12/2022) mengatakan kapal-kapal ini harus meminta pelabuhan dan berlayar ke sana "tanpa penundaan" setelah penyelamatan, daripada tetap berada di laut mencari kapal lain yang mengalami kesulitan.
Misi amal, atau organisasi non-pemerintah (NGO), saat ini tinggal beberapa hari di Mediterania tengah, menyelesaikan berbagai operasi penyelamatan dan seringkali membawa ratusan orang ke dalamnya.
Kapal NGO juga harus memberi tahu mereka yang ada di kapal bahwa mereka dapat meminta perlindungan internasional di manapun di Uni Eropa, kata dekrit tersebut.
Kapten yang melanggar peraturan ini berisiko didenda hingga 50.000 euro (Rp 832,9 juta), dan pelanggaran berulang dapat mengakibatkan penyitaan kapal, tambahnya.
Sejak Perdana Menteri Giorgia Meloni menjabat pada bulan Oktober, pemerintah telah menargetkan kegiatan amal penyelamatan laut dan menuduh mereka memfasilitasi pekerjaan para pedagang manusia di tengah lonjakan kedatangan. Namun, badan amal menolak tuduhan itu.
Riccardo Gatti, yang bertanggung jawab atas kapal penyelamat yang dijalankan oleh Doctors Without Borders (Medecins sans Frontieres, atau MSF) mengatakan kepada surat kabar harian La Repubblica pada hari Kamis (29/12/2022) mbahwa keputusan tersebut adalah bagian dari strategi yang dapat meningkatkan risiko kematian bagi ribuan orang.
"Aturan itu membuat banyak kesulitan untuk melakukan banyak penyelamatan karena melanggar konvensi internasional dan secara etis tidak dapat diterima," katanya.
Data Kementerian Dalam Negeri Italia, sekitar 102 ribu pencari suaka telah turun di Italia pada tahun 2022, jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu dengan sekitar 66.500.
Pertanyaan tentang bagaimana menangani imigrasi di Uni Eropa (UE) yang sebagian besar bebas perbatasan telah menjadi sumber ketegangan selama bertahun-tahun.
Italia dan Spanyol, tempat sebagian besar kapal tiba, telah lama mengatakan sekutu UE harus menerima lebih banyak pencari suaka yang tiba di pantai mereka.
Masalah tersebut memicu perselisihan diplomatik pada bulan November antara Italia dan Prancis, setelah Roma menolak untuk mengizinkan kapal amal yang membawa sekitar 200 orang berlabuh di pelabuhannya, dan kapal tersebut akhirnya berlayar ke Prancis. [Aljazeera]
- Lima NGO Hentikan Layanan Sosial di Afghanistan Gegara Ini
- KKN Tematik Kelompok 14 UNIMAL Gelar Pelatihan Pengolahan Bayam di Desa Paloh Gadeng
- Gandeng ESDM, Alumni Lemhannas Aceh Gelar Ngopi Kebangsaan Terkait Kesiapan Transisi Energi
- Tanah Longsor Dekat Perkemahan di Malaysia, Korban Tewas Meningkat Jadi 23 Orang