Gempa 5,9 Magnitudo Landa Afghanistan, 1000 Lebih Warga Tewas
Font: Ukuran: - +
Banyak rumah adat daerah yang terbuat dari lumpur dan bahan alam lainnya, sehingga rentan terhadap kerusakan akibat gempa. [Foto: Abdul Wahid Rayan]
DIALEKSIS.COM | Kabul - Afghanistan diguncang gempa paling mematikan dalam beberapa dasawarsa terakhir, Rabu (22/6/2022), ketika gempa berkekuatan 5,9 melanda timur negara itu dan menewaskan lebih dari 1.000 orang serta ribuan warga terluka.
Bencana kemanusiaan datang pada saat sulit bagi negara yang diperintah Taliban, yang saat ini berada dalam pergolakan kelaparan dan krisis ekonomi.
Guncangan terjadi pada pukul 1:24 pagi waktu setempat pada hari Rabu (16:54 ET pada hari Selasa) sekitar 46 kilometer (28,5 mil) barat daya Kota Khost, yang terletak dekat dengan perbatasan negara itu dengan Pakistan, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Gempa tercatat pada kedalaman 10 kilometer (6,2 mil), menurut USGS, yang menetapkannya pada tingkat siaga kuning, menunjukkan dampak yang relatif terlokalisir.
Kementerian Negara Penanggulangan Bencana mengungkapkan sebagian besar kematian berada di Provinsi Paktika, di distrik Giyan, Nika, Barmal dan Zirok
"Korban tewas mencapai lebih dari 1.000 dan setidaknya 1.500 orang terluka di distrik Gayan dan Barmal di Provinsi Paktika saja," sebut Mohammad Amin Hozaifa, Kepala Departemen Informasi dan Budaya Provinsi Paktika, dikutip dari CNN.
Pejabat itu memperkirakan jumlah korban akan meningkat saat misi pencarian berlanjut.
Najibullah Sadid, seorang ahli pengelolaan sumber daya air Afghanistan, mengatakan gempa itu bertepatan dengan hujan lebat di wilayah itu, membuat rumah-rumah tradisional banyak yang terbuat dari lumpur dan bahan-bahan alami lainnya, sangat rentan terhadap kerusakan.
"Waktu gempa terjadi gelap malam dan kedalaman dangkal 10 kilometer dari pusat gempa menyebabkan korban yang lebih tinggi," tambahnya.
Sebuah tim medis dan tujuh helikopter telah dikirim ke daerah itu untuk mengangkut orang-orang yang terluka ke rumah sakit terdekat, kata Kementerian Pertahanan Afghanistan dalam sebuah tweet pada hari Rabu.
Situasi ini telah melumpuhkan ekonomi yang sudah sangat bergantung pada bantuan. Setelah penarikan AS yang kacau dari Afghanistan tahun lalu, ekonominya terjun bebas dengan perkiraan Bank Dunia pada bulan April bahwa "kombinasi dari penurunan pendapatan dan kenaikan harga telah mendorong penurunan parah dalam standar hidup rumah tangga." [CNN]