Beranda / Berita / Dunia / Gelombang Panas Terjang Irak, Sepanas Krisis Politik yang Berkepanjangan

Gelombang Panas Terjang Irak, Sepanas Krisis Politik yang Berkepanjangan

Sabtu, 06 Agustus 2022 23:50 WIB

Font: Ukuran: - +

Pendukung pemimpin Syiah Muqtada al-Sadr berkumpul untuk salat Jumat massal di Zona Hijau, Irak pada 5 Agustus 2022. [Foto: Thaier Al-Sudani/Reuters].


DIALEKSIS.COM | Dunia - Di bawah terik musim panas Irak, ribuan orang berkumpul di Zona Hijau Baghdad untuk sholat Jumat.

Beberapa warga membungkus wajah mereka dengan kain yang dibasahi air, yang lain membawa air kemasan untuk dituangkan di atas kepala mereka, banyak yang membawa payung, semua dalam upaya untuk meredakan panas yang menyengat.

“Sangat panas,” kata Haafez Alobaidi setelah sholat yang diadakan oleh pemimpin berpengaruh Syiah Muqtada al-Sadr, mengutip Aljazeera, Sabtu (6/8/2022).

“Saat udara tenang, saya merasa seperti sedang dipanggang dalam oven,” kata Alobaidi.

"Ketika ada angin sepoi-sepoi, rasanya seperti pengering rambut bertiup di wajah saya, kekuatan penuh," katanya.

“Anda mengira tinggal di Irak akan membuat Anda terbiasa dengan cuaca seperti ini, tetapi tidak, tidak ada manusia yang boleh hidup dalam cuaca seperti ini," ucapnya lagi.

Suhu telah melonjak hingga hampir 50 derajat Celcius di Baghdad hampir setiap hari. Bahkan, di kota selatan Basra, suhu telah mendekati 53 derajat, sangat tinggi di negara yang memiliki kekurangan infrastruktur dan layanan dasar yang kronis serta krisis politik.

Setiap musim panas, Irak mengalami gelombang panas dengan intensitas yang berbeda-beda, dan tahun ini tidak terkecuali.

Tapi tahun ini panas yang hebat juga diperburuk oleh krisis politik yang memanas. Kebuntuan di parlemen yang telah melumpuhkan negara itu, termasuk membiarkan Irak tanpa anggaran pemerintah untuk mengalokasikan pengeluaran dengan benar ke layanan penting seperti pasokan listrik.

Sejak pemilihan parlemen tahun lalu, Irak telah bertahan lebih dari 300 hari tanpa pemerintahan. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda