Senin, 04 Agustus 2025
Beranda / Berita / Dunia / Gandeng Australia, Indonesia Dorong Pemanfaatan AI untuk Sektor Hukum dan Sosial

Gandeng Australia, Indonesia Dorong Pemanfaatan AI untuk Sektor Hukum dan Sosial

Senin, 04 Agustus 2025 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Wamenkomdigi Nezar Patria menerima audiensi President Monash University Indonesia Matthew Nicholson di Kantor Kementerian Komdigi. [Foto: Pey HS/Komdigi]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menggandeng Monash University Indonesia untuk memperkuat kolaborasi internasional dalam pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI), khususnya di bidang perlindungan publik bagi perempuan dan anak.

Kolaborasi ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan menuju forum internasional AI for Law Enforcement and Community Safety (AILECS) yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia pada April 2026. Forum ini merupakan inisiatif kerja sama antara Monash University dan Kepolisian Federal Australia (Australian Federal Police).

“Kami memberikan apresiasi dan siap bekerja sama dalam penyiapan dan pelaksanaan AILECS tersebut,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, saat menerima perwakilan Monash University Indonesia di Jakarta Pusat, “Kegiatan ini akan menjadi ajang besar yang mampu menarik partisipasi talenta digital muda Indonesia.”

Nezar menekankan bahwa perkembangan teknologi AI telah memengaruhi banyak sektor, sehingga dibutuhkan upaya kolaboratif lintas negara untuk mendorong adopsi teknologi secara bertanggung jawab. Ia menyebutkan, forum ini tidak hanya akan membahas isu hukum dan kebijakan, namun juga berpotensi menjangkau sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dunia kerja, dan transportasi.

“Bentuk kegiatannya bisa berupa hackathon atau lokakarya tentang AI untuk sektor-sektor prioritas,” tambahnya yang dilansir pada Senin (4/8/2025).

Presiden Monash University Indonesia, Matthew Nicholson, menyebut AILECS sebagai wadah inklusif yang melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai negara, terutama di kawasan Asia Tenggara. Forum ini diharapkan menjadi ruang dialog antara pengambil kebijakan, penegak hukum, akademisi, serta pelaku industri digital.

“Diskusi akan fokus pada pemanfaatan AI di bidang pendidikan, layanan kesehatan, serta perlindungan hukum bagi perempuan dan anak,” kata Nicholson.

Selain AILECS, pertemuan tersebut juga membahas berbagai inisiatif kerja sama multipihak, seperti riset kolaboratif, penguatan kurikulum berbasis AI, serta perkuliahan tamu yang akan menghadirkan para pakar dari dalam dan luar negeri.

Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjalin kerja sama internasional demi memastikan pemanfaatan AI berjalan secara etis, aman, dan inklusif -- khususnya bagi kelompok rentan.[*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI