Minggu, 12 Oktober 2025
Beranda / Berita / Dunia / Filipina Tuding Tiongkok Sengaja Tabrak Kapal Pemerintah di Laut Cina Selatan

Filipina Tuding Tiongkok Sengaja Tabrak Kapal Pemerintah di Laut Cina Selatan

Minggu, 12 Oktober 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Gambar yang disediakan oleh penjaga pantai Filipina menunjukkan sebuah kapal Tiongkok menembakkan meriam air ke kapal Filipina BRP Datu Pagbuaya pada 12 Oktober 2025. [Foto: Handout/Philippine Coast Guard]


DIALEKSIS.COM | Manila - Ketegangan kembali meningkat di Laut Cina Selatan setelah Filipina menuduh penjaga pantai Tiongkok sengaja menabrak kapal pemerintah Filipina di dekat Pulau Thitu, wilayah sengketa yang menjadi rebutan di Kepulauan Spratly.

Dalam insiden yang terjadi pada Minggu (12/10/2025) sekitar pukul 09.15 waktu setempat, sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok dilaporkan menembakkan meriam air ke arah BRP Datu Pagbuaya, kapal milik Biro Perikanan dan Sumber Daya Akuatik Nasional Filipina (BFAR), sebelum kemudian menabraknya dari belakang.

“Insiden ini adalah bentuk perundungan yang terang-terangan,” kata Komodor Jay Tarriela, juru bicara Penjaga Pantai Filipina, dalam unggahan di media sosial X (dulu Twitter), Minggu. “Kapal mereka dengan sengaja menabrak buritan kapal kami. Ini bukan kecelakaan.”

Tarriela juga mengunggah rekaman video yang menunjukkan momen kapal Tiongkok mendekat dan menghantam kapal Filipina. Video lain memperlihatkan kapal Tiongkok menembakkan meriam air ke arah kapal penangkap ikan Filipina yang sedang beroperasi di perairan sekitar Pulau Thitu, atau Pag-asa menurut sebutan Filipina.

Kepala Penjaga Pantai Filipina, Laksamana Ronnie Gil Gavan, menegaskan bahwa insiden ini hanya memperkuat sikap Filipina untuk mempertahankan wilayahnya.

“Kami tidak akan mundur. Tidak akan kami serahkan sejengkal pun wilayah kami kepada kekuatan asing mana pun,” tegas Gavan.

Pulau Thitu merupakan pulau terbesar yang dikuasai Filipina di Kepulauan Spratly dan telah lama menjadi titik ketegangan antara Manila dan Beijing. Di pulau ini juga terdapat komunitas nelayan dan prajurit militer Filipina yang menetap secara permanen.

Tiongkok: Filipina yang Salah

Menanggapi tuduhan Filipina, Tiongkok menolak bertanggung jawab dan menyalahkan Manila atas insiden tersebut. Menurut Liu Dejun, juru bicara Penjaga Pantai Tiongkok, kapal Filipina disebut “mengabaikan peringatan keras berulang kali dari pihak Tiongkok dan secara berbahaya mendekati kapal kami.”

“Tanggung jawab penuh berada di tangan pihak Filipina,” kata Liu dalam pernyataan resmi yang diunggah secara daring.

Beijing juga kembali menuduh Filipina melakukan provokasi di wilayah yang diklaim hampir seluruhnya oleh Tiongkok, dan menyebut Manila bertindak sebagai proksi Amerika Serikat.

Latar Belakang Sengketa

Laut Cina Selatan adalah salah satu wilayah paling disengketakan di dunia. Meski pengadilan internasional yang didukung PBB pada 2016 telah menyatakan bahwa klaim sepihak Tiongkok atas sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan tidak memiliki dasar hukum, Beijing tetap bersikeras mempertahankan klaimnya.

Filipina, bersama negara-negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam, Malaysia, dan Brunei, juga mengklaim sebagian wilayah tersebut, khususnya zona ekonomi eksklusif (ZEE) mereka.

Konfrontasi antara kapal Filipina dan Tiongkok di kawasan ini bukan pertama kalinya. Namun, insiden terbaru ini menambah daftar panjang ketegangan yang kian mengkhawatirkan stabilitas kawasan. [news agency/aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
bank aceh