kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Faktor yang Buat Indonesia 4 Kali Jadi DK PBB

Faktor yang Buat Indonesia 4 Kali Jadi DK PBB

Selasa, 12 Juni 2018 01:29 WIB

Font: Ukuran: - +

foto - detik.com

Tokyo - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menjelaskan ada sejumlah faktor yang membuat Indonesia tercatat empat kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. Salah satunya terkait peranan Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia.

JK mencontohkan keikutsertaan Indonesia dalam perdamaian dunia yakni dengan mengirimkan pasukan perdamaian ke negara konflik. Hal itu sudah dilakukan Indonesia sejak kemerdekaan.

"Negara lain melihat pengalaman Indonesia dan sumbangannya dalam perdamaian sejak tahun '50-an. Indonesia mengirimkan peacekeeping force, apakah itu di Timur Tengah, Sinai, Kongo, Bosnia, di mana-mana Indonesia ikut serta. Kadang tidak banyak negara yang memiliki fasilitas latihan khusus pasukan keamanan," ujar JK dalam lawatannya ke Tokyo, Jepang, Senin (11/6/2018).

Selain keikutsertaan pasukan perdamaian, JK mengatakan, faktor Indonesia terpilih untuk yang keempat kali menjadi anggota DK PBB karena kerja sama banyak pihak. Khususnya Kemlu yang melakukan lobi-lobi saat bertemu pihak PBB.

"Ya, semuanya bekerja dengan baik. Ibu Menlu dan seluruh stafnya melobi. Saya juga tentu apabila di PBB hampir semua acara-acara, pesta-pesta hadir untuk melobi negara-negara anggota lainnya. Kalau di-voting itu kan suara negara besar dan negara kecil sama saja. Sama dengan pemilihan umum. Ini hasil kerja semua lah. Kenapa berhasil? Karena kerja keras teman-teman Kemenlu dan lobi kita semua," kata JK.

Tercatat Indonesia sebelumnya pernah menjadi anggota tidak tetap DK PBB pada periode tahun 1974-1975, tahun 1995-1996 dan tahun 2007-2008. Dua kali di era Presiden Suharto dan satu kali pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ada empat fokus yang ditetapkan Indonesia pada periode keempat ini, yakni memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global, menguatkan sinergitas antar negara-negara dengan DK PBB dalam menjaga perdamaian, mendorong terbentuknya global comprehensive approach untuk memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme, lalu mendorong kemitraan global untuk mencapai perdamaian dunia. (detik)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda