kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Ekonomi Venezuela Masih Bergntung pada Minyak

Ekonomi Venezuela Masih Bergntung pada Minyak

Minggu, 28 Juli 2024 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Harga masih naik di Venezuela, tapi hiperinflasi sudah berakhir. [Foto: AFP]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Ekonomi Venezuela yang terpuruk menjadi salah satu medan pertempuran utama dalam pemilihan presiden hari Minggu (28/7/2024), dengan Presiden Nicolás Maduro berharap dapat meyakinkan para pemilih bahwa negara tersebut telah berubah setelah bertahun-tahun dilanda pertikaian.

Berkat upaya terbarunya untuk menekan biaya hidup, prospeknya sedikit lebih cerah. Pada bulan Februari, Venezuela akhirnya mengucapkan selamat tinggal pada hiperinflasi yang merajalela yang telah menyebabkan kenaikan harga mencapai puncaknya lebih dari 400.000 persen per tahun pada tahun 2019.

Kini inflasi tahunan lebih mudah dikelola, tetapi masih tinggi sekitar 50 persen.

Maduro sangat ingin mengambil keuntungan dari kejatuhan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memiliki "kebijakan yang tepat".

Namun sayangnya, kebijakan tersebut tidak banyak membantu atau tidak sama sekali mengatasi masalah struktural yang mendasari ekonomi, terutama, ketergantungan historisnya pada minyak, yang merugikan sektor-sektor lain.

"Sejak ditemukan di negara itu pada tahun 1920-an, minyak telah membawa Venezuela pada perjalanan naik-turun yang mengasyikkan namun berbahaya," seperti yang dikatakan lembaga pemikir Dewan Hubungan Luar Negeri AS.

Sekarang para penentang Presiden Maduro menggantungkan harapan mereka akan kebangkitan ekonomi pada pergantian pemimpin, dan awal baru di bawah saingan pemilihannya, Edmundo González.

"Kemenangan oposisi akan mengarah pada pembukaan kembali hubungan perdagangan dan keuangan Venezuela dengan seluruh dunia," kata Jason Tuvey, wakil kepala ekonom pasar berkembang di Capital Economics.

Itu juga berarti berakhirnya sanksi ekonomi AS yang dijatuhkan setelah kemenangan Maduro dalam pemilihan presiden 2018, yang secara luas dianggap tidak bebas dan tidak adil.

Hal ini telah mempersulit perusahaan minyak milik negara PDVSA untuk menjual minyak mentahnya secara internasional, yang memaksanya untuk menggunakan transaksi pasar gelap dengan diskon besar.

Namun, Tuvey memperingatkan bahwa membalikkan keruntuhan ekonomi dekade lalu akan menjadi tugas berat, mengingat investasi besar yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi minyak dan dengan permintaan minyak puncak yang semakin dekat.

"Ekonomi Venezuela tidak akan pernah bisa kembali ke tempat semula 15 hingga 20 tahun lalu," katanya kepada BBC. "Pada umumnya, ekonomi akan dimulai dari titik awal." [bbc]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda