Dukungan Amerika untuk Demokrasi Venesuela
Font: Ukuran: - +
Guaido meminta orang untuk memprotes pada hari Sabtu dalam apa yang disebutnya "pawai terbesar dalam sejarah Venezuela" [Carlos Garcia Rawlins / Reuters]
DIALEKSIS.COM | Venezuela - Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido mengatakan dia akan melakukan segalanya dengan kekuatannya "untuk mengarahkan Venezuela menuju demokrasi", sambil menolak untuk mengesampingkan dukungan intervensi militer AS.
Berbicara kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara eksklusif, presiden sementara yang dideklarasikan sendiri mengatakan membangun demokrasi adalah salah satu dari lima prinsip yang ingin dia terapkan untuk mengatasi krisis yang dihadapi Venezuela.
"Pemerintahan, stabilitas, dampak sosial terendah yang mungkin terjadi, menghadiri darurat kemanusiaan saat ini, mengaktifkan kembali ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja bagi warga negara dan mengarahkan Venezuela ke arah demokrasi," Guaido mengatakan kepada Lucia Newman Al Jazeera saat wawancara.
Guaido menolak untuk mengesampingkan dukungan intervensi militer AS di negara itu, yang telah melihat gejolak politik selama berbulan-bulan setelah kesulitan ekonomi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Pemimpin oposisi, yang telah diakui sebagai presiden sementara oleh Amerika Serikat, selusin negara Amerika Latin, Kanada dan Uni Eropa, mengatakan ia menolak tawaran dari Meksiko dan Uruguay untuk menengahi pembicaraan dengan Presiden Nicolas Maduro.
Guaido mengatakan perselisihan itu bukan antara dua sisi yang sama, tetapi antara sekelompok kecil pemimpin yang ingin melakukan segalanya untuk tetap berkuasa dan masyarakat umum, yang menginginkan perubahan pemerintahan.
"Apa yang kami miliki di sini adalah seluruh negara yang menginginkan perubahan dan kelompok yang sangat kecil yang menopang dirinya dengan senjata, telah dicuri dari republik dan dengan ancaman terus-menerus terhadap republik yang menopang mereka dan kewarganegaraan yang dibantai," kata Guaido.
"Saya memahami niat baik Meksiko dan Uruguay dan saya memahami ultimatum yang diberikan Uni Eropa kepada Maduro," katanya, merujuk pada ultimatum Uni Eropa agar Maduro mengumumkan pemilihan baru pada hari Sabtu paling lambat.
Maduro telah menjelaskan bahwa dia akan mengabaikan tenggat waktu itu.
"Pihak oposisi telah bersedia untuk bernegosiasi. Kami telah mencoba segalanya. Kami telah memberikan suara, kami abstain. Kami melakukan mogok makan. Kami telah memprotes dan mereka telah membunuh kami," tambah Guaido.
"Penghentian rezim, pemerintahan transisi dan pemilihan umum yang bebas; Segala sesuatu dalam kerangka itu dapat didiskusikan," pungkasnya.