Donor Janjikan Lebih dari Rp140 Triliun untuk Pemulihan Banjir Pakistan
Font: Ukuran: - +
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berpidato di KTT Ketahanan Iklim di Jenewa. [Foto: Denis Balibouse/Reuters]
DIALEKSIS.COM | Dunia - Pakistan mengatakan di konferensi internasional, bahwa para donor telah berjanji untuk memberikan lebih dari $9 miliar (Rp140 triliun) untuk membantu membangun kembali negaranya setelah banjir dahsyat tahun lalu.
Pakistan menjadi tuan rumah acara di Jenewa pada hari Senin (9/1/2023) dengan PBB karena mencari bantuan internasional untuk menutupi sekitar setengah dari total tagihan pemulihan $16,3 miliar (Rp254 triliun).
Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membuka konferensi satu hari tersebut, yang dihadiri oleh pejabat dari hampir 40 negara lain serta donor swasta dan lembaga keuangan internasional.
Banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh gletser yang mencair dan rekor hujan musim tahun lalu mempengaruhi lebih dari 33 juta orang Pakistan, menewaskan lebih dari 1.700 orang dan mendorong sekitar sembilan juta lainnya ke dalam kemiskinan, menurut PBB.
Ribuan orang masih tinggal di daerah terbuka, tenda dan rumah darurat di Sindh dan Balochistan, dua provinsi terparah, dengan genangan air masih ada di banyak daerah.
Wakil Menteri Luar Negeri Pakistan Hina Rabbani Khar mengatakan penghitungan akhir datang di atas target masyarakat internasional.
“Secara keseluruhan, komitmen ini berjumlah lebih dari $9 miliar (Rp140 miliar) dan dari apa yang kita ketahui sejauh ini," ucapnya.
Sebelumnya, Guterres memuji Pakistan dan rakyatnya karena menanggapi "tragedi epik dengan kemanusiaan yang heroik ini".
“Kita harus mencocokkan respons heroik rakyat Pakistan dengan upaya kita sendiri dan investasi besar-besaran untuk memperkuat komunitas mereka di masa depan,” katanya.
“Pakistan menjadi korban ganda dari kekacauan iklim dan sistem keuangan global yang bangkrut secara moral,” tambah Sekjen PBB itu. “Tidak ada negara yang pantas menanggung apa yang terjadi pada Pakistan.” [Aljazeera]