Beranda / Berita / Dunia / Dokter Sri Lanka Peringatkan Bencana Kematian

Dokter Sri Lanka Peringatkan Bencana Kematian

Selasa, 12 April 2022 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Petugas medis pemerintah melakukan protes di luar rumah sakit nasional di Kolombo pada 7 April 2022. [Foto: Eranga Jayawardena/AP]


DIALEKSIS.COM | Kolombo - Para dokter di Sri Lanka telah memperingatkan bahwa akan banyak warga bisa meninggal karena sistem perawatan kesehatan negara yang dilanda krisis itu berada di ambang kehancuran di tengah pemadaman listrik yang melumpuhkan dan kekurangan obat-obatan yang menyelamatkan jiwa.

Obat-obatan untuk mengobati serangan jantung dan selang untuk membantu bayi yang baru lahir bernapas kekurangan pasokan di seluruh negeri, kata pejabat dan petugas kesehatan, sementara pemadaman listrik memaksa dokter di pedesaan Sri Lanka untuk menjahit luka dan mengobati gigitan ular dalam gelap.

Situasinya sangat mengerikan sehingga beberapa rumah sakit telah menangguhkan operasi rutin dan sangat mengurangi jumlah tes laboratorium, menurut dokumen internal, memaksa dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya turun ke jalan untuk protes.

“Semua rumah sakit di Sri Lanka berada di ambang kehancuran,” kata Dr Senal Fernando, sekretaris di Government Medical Officers Association. 

"Situasi akan memburuk dalam dua minggu ke depan dan orang-orang akan mulai sekarat jika tidak diambil tindakan sekarang," tegasnya.

Ia memperingatkan, setiap kematian pasien karena kekurangan obat dapat mengakibatkan kerusuhan di rumah sakit. 

"Pemerintah telah gagal untuk mengakui atau transparan tentang tingkat keparahan krisis. Pemerintah tidak peduli. Mereka tidak memberi tahu orang-orang apa pun," ucapnya menambahkan.

Sri Lanka, negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang, sedang bergulat dengan krisis keuangan terburuknya dalam beberapa dasawarsa. Ekonomi yang terpukul oleh pandemi Covid-19 juga mendorong negara itu ke ambang kehancuran, sebagian juga karena kebijakan ekonomi pemerintahan Rajapaksa yang diperkirakan tidak tepat. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda