Beranda / Berita / Dunia / Demonstran Libya Serbu Gedung Parlemen di Tobruk

Demonstran Libya Serbu Gedung Parlemen di Tobruk

Sabtu, 02 Juli 2022 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Protes terhadap pemadaman listrik di Lapangan Martir di Tripoli, Libya, Jumat (1/7/2022). [Foto: Hazem Ahmed/Reuters]


DIALEKSIS.COM | Tripoli - Media Libya melaporkan pengunjuk rasa menyerbu gedung parlemen Libya di kota timur Tobruk, berdemonstrasi menentang kondisi kehidupan yang memburuk dan kebuntuan politik.

Beberapa saluran televisi melaporkan pada hari Jumat (1/7/2022), pengunjuk rasa telah berhasil menembus gedung parlemen dan melakukan tindakan vandalisme, sementara outlet media menunjukkan gambar kolom asap hitam tebal yang datang dari perimeter ketika pengunjuk rasa muda yang marah membakar ban.

“Kami ingin lampu menyala,” teriak pengunjuk rasa.

Libya telah mengalami beberapa hari pemadaman listrik, diperburuk oleh blokade beberapa fasilitas minyak dengan latar belakang persaingan politik.

Anggota parlemen Balkheir Alshaab mengatakan kepada saluran Libya Al-Ahrar, "Kita harus mengakui kegagalan kita dan segera menarik diri dari panggung politik".

Parlemen Libya, atau Dewan Perwakilan Rakyat, telah berbasis di Tobruk, ratusan kilometer sebelah timur ibu kota Tripoli, sejak perpecahan timur-barat pada tahun 2014 menyusul pemberontakan yang menggulingkan pemimpin lama Muammar Gaddafi tiga tahun sebelumnya.

Situs berita Libya al-Wasat melaporkan bahwa para pengunjuk rasa di Tobruk menuntut pembubaran parlemen dan pemilihan baru. Pada saat yang sama, protes juga ditujukan terhadap kondisi kehidupan yang buruk di negara itu.

Beberapa pekan terakhir juga terjadi bentrokan berulang antara kelompok-kelompok bersenjata di Tripoli, yang memicu kekhawatiran akan kembalinya konflik skala penuh.

Dua pemerintah saat ini bersaing untuk mendapatkan kekuasaan di Libya.

Di ibu kota, Tripoli, kepemimpinan dipimpin oleh Perdana Menteri sementara Abdul Hamid Dbeibah. Pada saat yang sama, pemerintahan mantan menteri dalam negeri Fathi Bashagha mengklaim kekuasaan untuk dirinya sendiri. Yang terakhir bersekutu dengan parlemen di Tobruk, di timur. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda