kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Dampak Virus Corona, Israel Bakal Pecat Ribuan Karyawan Maskapai

Dampak Virus Corona, Israel Bakal Pecat Ribuan Karyawan Maskapai

Senin, 02 Maret 2020 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Ilustrasi penerbangan. [Ross Parmly via Unsplash]


DIALEKSIS.COM | Tel Aviv - Maskapai penerbangan Israel, El Al mempertimbangkan untuk memecat 1000 staf dari total 6.000 tenaga kerjanya terkait kerugian yang dialami akibat wabah virus corona (Covid-19). 

Akibat wabah Covid-19 tersebut, maskapai Israel itu telah membatalkan sejumlah penerbangan langsung dari dan ke daerah dengan kontaminasi tinggi. Selain itu, juga larangan masuk dari negara-negara lain.

Pekan lalu, El Al juga menghentikan layanan penerbangan ke Italia terkait dengan peringatan Kementerian Kesehatan.

Akibat wabah virus corona, seperti dilansir AFP, El Al diperkirakan mengalami kerugian antara US$50-70 juta dolar pada kuartal pertama 2020.

Sementara itu para pekerja EI AI menolak rencana maskapai untuk melakukan PHK besar-besaran. Minggu (1/3/2020), para pekerja maskapai itu menggelar unjuk rasa di kantor utama yang berada di kawasan bandara Ben Gurion, Tel Aviv.

Rencana Ekonomi Italia

Sementara itu, dampak dari virus corona juga menghantam perekonomian Italia. Apalagi di negara Pizza itu saat ini sudah ada kasus positif corona di dalam negeri yang berakibat penghentian sejumlah kegiatan, termasuk laga-laga liga sepak bola.

Oleh karena itu, pada Minggu (1/3/2020), Menteri Ekonomi Italia Roberto Gualtieri menjanjikan 3,6 miliar euro (US$4 juta) untuk bantuan darurat terhadap berbagai sektor yang terdampak karena virus corona.

Tapi, sebelum itu berlanjut, paket kebijakan tersebut harus mendapatkan persetujuan bagi parlemen dan Uni Eropa untuk mewujudkannya.

"Jumat mendatang, kita akan dapat mengadopsi (kebijakan) untuk mendukung ekonomi di semua sektor yang terpengaruh di seluruh negeri ini, kata Gualtieri dalam wawancara khusus yang dimuat di surat kabar La Republica, dan dikutip AFP, Minggu (1/3/2020).

"Saya juga tak memiliki ketakutan bahwa Brussels--pusat pemerintahan Uni Eropa--akan melawan permintaan kita," sambungnya. (CNN Indonesia)


Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda