Beranda / Berita / Dunia / Dampak El Nino, Harga Kakao Dunia Tembus Rp91,7 Juta

Dampak El Nino, Harga Kakao Dunia Tembus Rp91,7 Juta

Sabtu, 10 Februari 2024 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi kakao bahan coklat. Harga kakao global telah mencapai rekor tertinggi baru karena cuaca panas dan kering merugikan tanaman di Afrika Barat. [Foto: detikcom]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Harga kakao global telah mencapai rekor tertinggi baru karena cuaca panas dan kering merugikan tanaman di Afrika Barat.

Harga kakao di pasar komoditas New York mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa yaitu $5.874 (Rp91,7 juta) per ton pada hari Kamis (8/2/2024).

Harga bahan utama pembuatan coklat kini meningkat dua kali lipat sejak awal tahun lalu. Melonjaknya harga kakao telah menyebar ke konsumen dan menekan produsen coklat besar.

Salah satu produsen coklat terbesar di dunia, Hershey, memperingatkan harga kakao yang melonjak diperkirakan akan membatasi pertumbuhan pendapatan tahun ini.

Kepala eksekutif perusahaan Michele Buck juga tidak menutup kemungkinan memasang harga untuk pelanggan.

“Kami tidak bisa membicarakan mengenai penetapan harga di masa depan,” katanya saat berbicara dengan para analis, namun ia menambahkan, “mengingat kondisi harga kakao, kami akan menggunakan semua alat yang kami miliki, termasuk penetapan harga, sebagai cara untuk mengelola bisnis.”

Bulan lalu, Mondelez, perusahaan di balik merek Cadbury, mengidentifikasi kenaikan harga bahan baku sebagai salah satu tantangan yang dihadapinya di tahun depan.

Chief Financial Officer Luca Zaramella mengatakan perusahaannya mengalami peningkatan signifikan pada kakao dan gula.

Harga kakao telah terdongkrak oleh buruknya panen di Afrika Barat, yang menghasilkan sebagian besar pasokan global.

Fenomena cuaca El Niño telah menyebabkan cuaca lebih kering di Ghana dan Pantai Gading, yang merupakan dua produsen biji kakao terbesar di dunia.

Suhu yang lebih panas dan perubahan pola curah hujan akibat perubahan iklim juga dapat berdampak pada hasil panen.

“Pedagang khawatir akan pendeknya tahun produksi lagi dan perasaan ini diperparah oleh El Niño yang mengancam tanaman Afrika Barat dengan cuaca panas dan kering,” kata Jack Scoville, analis di Price Futures Group. [bbc]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda