Covid-19 Semakin Menggila di Eropa
Font: Ukuran: - +
[FOTO: BISNIS.COM/Nurbaiti]
DIALEKSIS.COM | Dunia. Prancis melaporkan lonjakan besar dalam kasus terbaru Covid-19. Sebanyak 30.621 orang dikonfirmasi terinfeksi virus ini pada Kamis (15/10/2020), naik dari 22.591 pada hari sebelumnya. Kenaikan ini terjadi menjelang jam malam yang diberlakukan di Paris dan delapan kota lain pada Sabtu (17/10/2020) besok.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa pembatasan yang ketat "mutlak diperlukan" untuk menyelamatkan nyawa di wilayah ini. Sehingga pada Sabtu, jutaan orang di Eropa harus mengikuti aturan yang ketat guna melawan gelombang kedua Covid-19.
Laporan BBC International mengatakan pada lusa esok, bersosialisasi di dalam ruangan akan dilarang di London, karena ibu kota dan daerah lain di Inggris akan berada di bawah peringatan Covid-19 yang lebih tinggi.
Selain Prancis, Italia, Polandia, dan Jerman semuanya mencatat kenaikan harian terbesar dalam kasus baru pada Kamis sejak pengujian massal dimulai. Sementara Rusia mencatat jumlah kematian harian tertinggi sejak dimulainya epidemi, dengan 286 orang dilaporkan meninggal karena corona.
WHO juga mendesak pemerintah Eropa untuk mengambil tindakan saat benua itu melewati ambang 1.000 kematian yang dilaporkan setiap hari.
Kematian akibat Covid-19 saat ini lima kali lebih rendah daripada pada Maret dan April, ketika gelombang pertama menghantam benua itu, kata direktur WHO Eropa Dr Hans Kluge dalam konferensi pers hari Kamis.
Salah satu alasan peningkatan kasus yang terlihat dalam beberapa pekan terakhir adalah lebih banyak orang muda yang dites positif terkena virus. Hal ini membuat tingkat kematian yang lebih rendah karena demografi orang muda lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat Covid-19 daripada orang yang lebih tua.
Namun Kluge menjelaskan jika proyeksi perjalanan penyakit di Eropa "tidak optimis". Jika pemerintah Eropa melonggarkan pembatasan mereka, perjalanan virus menunjukkan bahwa pada Januari 2021 tingkat kematian harian akan empat hingga lima kali lebih tinggi daripada selama April.
Tetapi jika 95% orang menggunakan masker dan menerapkan tindakan jarak sosial, Eropa dapat menghindari sekitar 281.000 kematian pada Februari.
Namun Kluge mengatakan bahwa pemerintah tetap harus mempertimbangkan kesehatan mental dan kekerasan dalam rumah tangga ketika memberlakukan pembatasan, dan melakukan segala kemungkinan untuk menjaga sekolah tetap buka.
Sementara data corona global per Jumat (16/10/2020) mencatat 39.157.923 orang positif, dengan 1/102.814 pasien meninggal, dan 29.375.073 orang berhasil sembuh.
Menurut data Worldometers, jumlah kasus aktif di dunia ada sebanyak 8.680.036 kasus yang terdiri dari 8.609.148 (99%) pasien dalam kondisi ringan, dan 70.888 (1%) dalam kondisi serius atau kritis.
Berikut 10 negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak:
1. Amerika Serikat (8.216.315 positif, 222.717 kasus meninggal, 5.320.139 sembuh)
2. India (7.365.509 positif, 112.146 meninggal, 6.448.658 sembuh)
3. Brasil (5.170.996 positif, 152.513 meninggal, 4.599.446 sembuh)
4. Rusia (1.354.163 positif, 23.491 meninggal, 1.048.097 sembuh)
5. Spanyol (972.958 positif, 33.553 meninggal)
6. Argentina (949.063 positif, 25.342 meninggal, 764.859 sembuh)
7. Kolumbia (936.982 positif, 28.457 meninggal, 826.831 sembuh)
8. Peru (859.740 positif, 33.577 meninggal, 764.750 sembuh)
9. Meksiko (834.910 positif, 85.285 meninggal, 608.188 sembuh)
10. Prancis (809.684 positif, 33.125 meninggal, 104.082 sembuh)
[cnbcindonesia]